Ribuan Atlet Rampungkan Proses Klasifikasi untuk Berjuang di PEPARNAS 2024 Solo

Proses ini bertujuan untuk mengelompokkan kategori masing-masing atlet sesuai dengan hambatan serta derajat disabilitasnya.

Ronald Seger Prabowo
Sabtu, 05 Oktober 2024 | 19:55 WIB
Ribuan Atlet Rampungkan Proses Klasifikasi untuk Berjuang di PEPARNAS 2024 Solo
Ribuan atlet yang akan berpartisipasi pada ajang Pekan Paralimpiade Nasional (PEPARNAS) XVII Solo 2024 telah merampungkan proses klasifikasi pada Sabtu (5/10/2024). [Dok PB PEPARNAS]

SuaraSurakarta.id - Ribuan atlet yang akan berpartisipasi pada ajang Pekan Paralimpiade Nasional (PEPARNAS) XVII Solo 2024 telah merampungkan proses klasifikasi pada Sabtu (5/10/2024).

Proses ini bertujuan untuk mengelompokkan kategori masing-masing atlet sesuai dengan hambatan serta derajat disabilitasnya.

Proses klasifikasi menjadi salah satu bagian terpenting dalam setiap pelaksanaan ajang multievent olahraga disabilitas, termasuk PEPARNAS XVII. Sebab, proses ini menjadi acuan apakah atlet yang hendak berpartisipasi memang layak bertanding pada nomor yang akan diikuti.

Prosedur tersebut sudah berlangsung sejak Kamis (3/10/2024) di bawah tribun timur sektor enam Stadion Manahan, Solo. Menurut jadwal, tahap klasifikasi ini berlangsung selama tiga hari dan berakhir pada Sabtu (5/10/2024) pukul 17.00 WIB.

Baca Juga:2 Stroke Meet Up Soloraya, Langkah Jitu Respati Ardi Dukung Atlet Balap Motor Kota Solo

Sekretaris Pelaksana PB PEPARNAS XVII, Rima Ferdianto, menjelaskan proses pengelompokan atlet berdasarkan derajat keparahan disabilitasnya. Menurutnya, atlet dengan derajat keparahan yang rendah tidak bisa dipertandingkan dengan yang derajat keparahannya tinggi.

"Contohnya atlet kursi roda yang dia disabilitasnya karena polio. Itu kan pinggangnya masih kuat. Ini tidak bisa diadu dengan atlet kursi roda yang paraplegia dan tetraplegia, karena disabilitas semacam ini dari pinggang ke bawah lemah," kata Rima, Sabtu (5/10/2024).

Sebagai informasi, paraplegia merupakan kelumpuhan pada anggota gerak separuh tubuh dari pinggul ke bawah. Sementara itu, tetraplegia adalah kelumpuhan yang menyebabkan hilangnya sebagian atau seluruh fungsi pada lengan, tungkai, badan dan panggul.

"Inilah sebabnya diperlukan klasifikasi untuk menentukan seberapa parah tingkat gangguan disabilitasnya. Jadi, jika mereka derajatnya sama, maka saat diadu kan lebih imbang. Klasifikasi ini bertujuan untuk memenuhi asas keadilan," ujar Rima.

"Nah, babak klasifikasi ini untuk mengklasifikasikan atlet dengan hambatan fisik, hambatan intelektual, hambatan pendengaran, dan hambatan penglihatan. Empat hambatan ini akan kembali diklasifikasikan berdasarkan cabor masing-masing," lanjutnya.

Baca Juga:Tak Seperti PON, Ini Mewahnya Menu Konsumsi Atlet dan Ofisial di Peparnas 2024

Dari total 3.049 atlet yang berpartisipasi, tak semuanya menjalani proses klasifikasi. Ratusan atlet yang masuk dalam kategori atlet elite tak perlu lagi mengikutinya karena telah mengantongi kartu klasifikasi internasional.

"Jadi, yang perlu diklasifikasikan ialah atlet baru atau atlet yang sudah diklasifikasi tetapi dengan catatan review. Mereka hanya tinggal diklasifikasikan ulang. Atlet yang akan berkompetisi di nomor elite tidak perlu mengikuti klasifikasi, karena mereka sudah memiliki klasifikasi internasional yang statusnya lebih tinggi dari PEPARNAS XVII ini," ujarnya.

Sementara itu, atlet para menembak yang akan mewakili Kepulauan Riau, Jamaluddin, merasa senang bisa melewati proses klasifikasi ini dengan lancar. Setelah rampung, dia akan mengikuti kelas SH 1 sesuai dengan karakter disabilitasnya.

Bagi Jamaluddin, ini bakal menjadi penampilan keduanya di PEPARNAS. Sebelumnya dia sudah sempat berpartisipasi pada edisi 2021 di Papua. Kala itu, ia gagal membawa pulang medali karena hanya finis di peringkat kelima. Untuk edisi kali ini, ia menarget satu emas.

“Klasifikasi ini adalah proses untuk menentukan kelas. Di cabor menembak ini ada kelas SH 1 dan SH 2. Kalau SH 1 itu klasifikasi disabilitasnya ialah kaki, sedangkan SH 2 itu di salah satu tangannya harus ada disabilitas,” ujar Jamaluddin.

Atlet lainnya yang telah merampungkan proses klasifikasi untuk mengikuti PEPARNAS XVII ini ialah Poncowolo. Lelaki yang akan mewakili Kalimantan Timur di cabor para panahan ini telah memahami regulasi yang ditetapkan dalam pengelompokan atlet disabilitas.

Menurut Poncowolo, perkembangan olahraga disabilitas di Indonesia sudah semakin maju. Hal ini dia saksikan sendiri setelah mengikuti dua edisi PEPARNAS sebelumnya, yakni saat berlangsung di Riau pada 2016 dan Papua pada 2021.

"Kalau melihat situasi dan kondisi yang berkaitan dengan klasifikasi ini sangat luar biasa sekali, karena sekarang atlet NPC ini bukan lagi atlet rekreasi, tetapi atlet prestasi. Jadi, sekarang tidak ada perbedaan dari atlet PON dengan atlet PEPARNAS,” tambahnya.

Total ada 20 cabang olahraga yang akan digelar pada PEPARNAS XVII Solo 2024. Cabang olahraga tersebut antara lain Para Panahan, Para Atletik, Para Bulu Tangkis, Boccia, Para Catur, Para Balap Sepeda, Sepak Bola CP (Cerebral Palsy), Para Tenis Meja.

Lalu ada Judo Tunanetra, Para Angkat Berat, Para Menembak, Para Renang, Para Taekwondo, Voli Duduk,Tenpin Bowling, Anggar Kursi Roda dan Tenis Kursi Roda. Dua cabor lain, Para E-Sport dan Basket Kursi Roda berstatus ekshibisi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini