Sejarah Bondo Loemakso: Pegadaian Khusus Sentono dan Abdi Dalem Keraton Solo Tempo Dulu

Kantor Bondo Loemakso merupakan salah satu bangunan bersejarah yang ada di Kota Solo.

Ronald Seger Prabowo
Rabu, 05 Juni 2024 | 15:55 WIB
Sejarah Bondo Loemakso: Pegadaian Khusus Sentono dan Abdi Dalem Keraton Solo Tempo Dulu
Bangunan Kantor Bondo Leokmoso yang berada di timur Keraton Kasunanan Surakarta. [Suara.com/Ari Welianto]

SuaraSurakarta.id - Kantor Bondo Loemakso merupakan salah satu bangunan bersejarah yang ada di Kota Solo.

Bangunan yang berada di Kelurahan Kedunglumbu, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Solo ini dulunya dipakai sebagai pegadaian khusus untuk sentono dan abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta. 

"Kalau sejarah Bondo Loemakso dulu dipakai untuk pegadaian khusus sentono dan abdi dalam Keraton Kasunanan Surakarta," ujar Ketua Solo Societeit, Dani Saptoni, Rabu (5/6/2024).

Dani menjelaskan Bondo Loemakso dibangun sekitar awal tahun 1900. Karena kalau mengacu pada buku serat yang tertanggal tahun 1936, pada tahun tersebut bondo loemekso usianya sudah 36 tahun.

Baca Juga:Menengok Bangunan Cagar Budaya Dalem Joyokusuman, Suguhkan Suasana Asri dan Cocok untuk Wisata Edukasi

Lebih lanjut, Dani menyebut jika dahulu lokasinya bukan di timur Keraton Kasunanan Surakarta atau masuk wilayah Kelurahan Kedunglumbu.

Bondo loemakso itu dari kata bondo yakni harta dan loemakso berarti pemberdayaan atau memberdayakan

"Bondo Loemakso itu nama instansi, dulunya kantornya menumpang di perkumpulan habib royo di Kampung Timuran. Habis itu perkumpulan habib royo bisa membangun gedung di daerah Singosaren sekarang dan Bondo Loemakso pindah ikut ke situ," ungkap dia.

Sekitar tahun 1917, kemudian didirikan kantor Bondo Loemakso yang berdiri sendiri di Kampung Kedunglumbu. Bondo Loemakso memang dari awal dibentuk sebagai pegadaian khusus sentono dan abdi dalem.

"Sejak awal memang fungsinya untuk pegadaian khusus sentono dan abdi dalem. Sentono itu kerabat keluarga keraton, kalau abdi dalem itu karyawan keraton," katanya.

Baca Juga:Revitalisasi Keraton Solo: Alun-alun Utara Kembali Berfungsi untuk Ekonomi dan Budaya

Menurutnya itu dibangun pada era Sinuhun Paku Buwono (PB) X. Itu dibentuk untuk mengatasi supaya sentono dan abdi dalem tidak terjerat ke urusan hutang piutang dengan rentenir.

"Waktu itu banyak kasus terjadi para pegawai keraton itu kena kasus pengadilan karena hutang piutang yang dilaporkan oleh rentenir akibat tidak bisa bayar. Lalu dibentuk Bondo Loemakso itu, para pegawainya itu dari keraton," papar dia.

Hilangnya Eksistensi

Dulu modal awal untuk Bondo Loemakso dana yang digelontorkan oleh PB X sebesar Rp 130 ribu rupiah. 

Dani mengakui kurang tahu persis kapan dan kenapa proses eksistensi Bondo Loemakso berakhir.

Kemungkinan bisa dipastikan seiring dengan hilangnya eksistensi keraton secara politis. Sehingga keraton tidak dapat lagi menciptakan permodalan untuk keberlangsungan Bondo Loemakso itu. 

"Kalau eksistensi bondo loemakso berakhir kapan, saya kurang begitu jelas. Mungkin seiring hilangnya eksistensi keraton secara politis," jelasnya.

Dani mengatakan setelah bondo loemakso berakhir setahunya bangunan itu tidak pernah ditempati untuk tempat tinggal. Jadi kosong hingga sekarang.

"Dari dulu sudah ditetapkan sebagai cagar budaya. Bangunannya dari dulu tidak pernah dirubah," pungkas dia.

Kontributor : Ari Welianto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini