Berpindah Kepemilikan Beberapa Kali, Bangunan Cagar Budaya Bondo Loemakso Solo Bakal Dijual

Bangunan Kantor Bondo Loemakso yang terletak di Kelurahan Kedunglumbu, Kecamatan Pasar Kliwon merupakan salah satu bangunan cagar budaya di Kota Solo

Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 31 Mei 2024 | 14:03 WIB
Berpindah Kepemilikan Beberapa Kali, Bangunan Cagar Budaya Bondo Loemakso Solo Bakal Dijual
Bangunan Kantor Bondo Leokmoso yang berada di timur Keraton Kasunanan Surakarta. (Suara.com/Ari Welianto)

SuaraSurakarta.id - Bangunan Kantor Bondo Loemakso yang terletak di Kelurahan Kedunglumbu, Kecamatan Pasar Kliwon merupakan salah satu bangunan cagar budaya di Kota Solo. 

Bangunan di bagian timur Keraton Kasunanan Surakarta ini dibangun pada masa pemerintah Sinuhun Paku Buwono (PB) X tahun 1917. Ini tampak pada tulisan yang berada di bagian atas gedung bertuliskan "Kantoor Bondo Loekmono Anno 1917".

Bangunan yang dirancang oleh arsitek asal Belanda Thomas Karsten ini memiliki arsitektur khas Belanda yang besar dan tinggi. Bangunan tersebut sudah lama tidak dipakai, bahkan sudah berganti kepemilikan beberapa kali.

Pada bagian tembok bangunan kuno tersebut terdapat spanduk bertuliskan "Dijual". Bangunan tersebut sedikit terawat meski catnya banyak yang mengelupas.

Baca Juga:Peristiwa Istiwa Azam akan Terjadi pada 27 dan 28 Mei 2024, Umat Muslim Diminta Mengecek Ulang Arah Kiblat

"Dulu bangunan itu dipakai untuk lembaga keuangan keraton yang bergerak di sektor pegadaian dan bank. Itu dibangun oleh PB X pada tahun 1917," terang pemerhati sejarah dan budaya, KRMAP Nuky Mahendranata Adiningrat saat dihubungi, Jumat (31/5/2024).

Menurutnya sudah cukup lama bangunan kuno ini sudah menjadi milik pribadi dan berganti nama beberapa kali. Bahkan saat ini rencana akan dijual kembali, hal ini tampak sebuah tulisan "Dijual" di bagian depan.

"Tahun berapa saya lupa sudah dijual dan berpindah tangan beberapa kali. Saat ini akan dijual kembali dan itu jelas sangat disayangkan," ungkap dia. 

Keberadaan bangunan Bondo Loemakso ini sebagai salah satu monumen sejarah yang menggambarkan kuatnya pengaruh kolonial di Kota Solo.

Dengan rencana bakal dijualnya bangunan itu, jelas jejak-jejak yang melabeli Kota Solo sebagai kota budaya perlahan akan hilang satu demi satu.

Baca Juga:Awas! Tak Bersih Hapus Riasan Mata Bisa Berpotensi Terkena Penyakit Hordeolum

"Jejak kotanagari Surakarta yang perlahan hilang berubah menuju wajah kota modern yang menyingkirkan peninggalan-peninggalan cerita masa lalu. Bangunan itu jelas masuk BCB," katanya.

Berharap pemerintah bisa mengakomodasi bangunan itu, mungkin membeli atau mendapatkan kembali bangunan sejarah tersebut. 

Sehingga bisa dijadikan tempat yang lebih untuk edukasi masyarakat, seperti dijadikan museum atau tempat kebudayaan.

"Harus ada peran dari pemerintah untuk bisa menyelamatkan bangunan ini. Sehingga bisa bermanfaat ke depannya dan masyarakat bisa menarik sejarah dari bangunan itu," ujar dia.

Diceritakan kantor Bondo Loemakso sebelumnya menempati gedung Societeit Habiprojo yang letaknya di utara Pasar Singosaren. Gedung Societeit Habiprojo merupakan sebuah tempat berkumpulnya para priyayi Keraton Kasunanan yang dibangun tahun 1901.

"Di sana memiliki sejarah yang panjang sebelum pindah tahun 1917 di wilayah Kedunglumbu. Itu seperti lahirnya sepak bola Indonesia, persatuan wartawan lahirnya di situ juga dan pergerakan Budi Utomo embrionya juga di sana," paparnya.

Pada Agresi Militer Belanda tahun 1948 Gedung Societeit Habiprojo informasinya di ledakan hingga tidak berbekas sama sekali. 

"Itu bangunan sudah tidak ada bekas lagi. Dulu merupakan tempat berkumpulnya para priyayi keraton, yang waktu itu memiliki intelektual tinggi dan visi yang maju dibanding masyarakat pada umumnya," tandas dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak