Cerita Biro Wisata Soal Larangan Study Tour: Sejumlah Sekolah Membatalkan hingga Minta Lihat Pengecekan Bus

Larangan study tour bagi siswa sekolah negeri di Jawa Tengah berdampak bagi biro perjalanan wisata, sekolah-sekolah pun banyak yang membatalkan

Budi Arista Romadhoni
Senin, 20 Mei 2024 | 11:03 WIB
Cerita Biro Wisata Soal Larangan Study Tour: Sejumlah Sekolah Membatalkan hingga Minta Lihat Pengecekan Bus
Ilustrasi Study tour (Freepik)

SuaraSurakarta.id - Larangan study tour bagi siswa sekolah negeri di Jawa Tengah berdampak bagi biro perjalanan wisata. Bahkan sudah ada pihak sekolah yang menkonfirmasi atau membatalkan rencana study tour.

"Ini saja ada sekolah yang membatalkan, sekitar enam sekolah. Itu sekolah-sekolah negeri baik di wilayah Sukoharjo hingga Karanganyar," terang Direktur Terangga Reswara Tour and Travel Sukoharjo, Susilo Tri Atmojo saat dihubungi, Senin (20/5/2024).

Susilo menjelaskan saat ini masih konfirmasi sekolah-sekolah itu mundur. Tapi pada kenyataannya biasanya kalau ada konfirmasi mundur sudah tidak berani.

"Konfirmasinya itu setelah adanya aturan larangan tersebut. Tujuannya itu macam-macam, ada yang ke Bali, ada juga yang ke Jakarta," ungkapnya.

Baca Juga:FSGI Sarankan Program Study Tour Tetap Ada, Jika Dilarang Sektor Pariwisata Bisa Rugi

Ada juga yang kunjungan industri dari salah satu SMK yang dibatalkan. Padahal itu semata-mata tidak hanya piknik dan sudah direncanakan jauh-jauh hari. 

"Yang SMK itu biasa kunjungan industri dan itu pastinya penting," jelas dia.

Adanya pembatalan ini, jelas omzetnya turun hingga 50 persen. Mereka rencana berangkat setelah ujian semesteran, ada juga berangkat bulan September nanti.

"Omzet jelas turun hingga 50 persen. Kalau rencana berangkat biasanya setelah semesteran," sambungnya.

Sebagai biro, lanjut dia, jelas sangat menyayangkan adanya larangan tersebut. Karena itu murni bukan untuk senang-senang tapi tetap ada edukasi seperti ke tempat sejarah maupun industri.

Baca Juga:Peristiwa Istiwa Azam akan Terjadi pada 27 dan 28 Mei 2024, Umat Muslim Diminta Mengecek Ulang Arah Kiblat

"Jelas sangat disayangkan dan pastinya berdampak. Apalagi itu bertolak belakang dengan kementerian pariwisata yang sedang gencar mengkampanyekan untuk wisata," kata dia.

Susilo mengakui punya solusi terkait masalah ini, yakni aturannya saja yang diperketat jangan terus tidak boleh.

Artinya biro memakai armada terbaru kurang lebih 6 tahun, PO bus harus mempunyai uji KIR terbaru.

"Aturan boleh diperketat tapi jangan terus tidak diperbolehkan. Selama ini kalau dapat order, kami mengutamakan armada yang layak baik dekat maupun jauh, paling tidak armada keluaran 2018 dan bukan body yang rombakan rapi benar-benar baru," ujarnya.

Sementara pemilik PT EOG Galery Mandiri Tour and Travel Karanganyar, Hilal Alfri Hadianzah mengatakan sudah ada sejumlah sekolah yang minta dipending. Ada juga sekolah yang mengubah program dengan mencari lokasi yang dekat. 

"Ada yang pending dibeberapa sekolah di Solo, Sragen hingga Klaten dengan tujuan ada yang ke Pangandaran, Gunung Kidul serta Jepara juga. Ada yang merubah program, ada juga yang minta ingin mengecek secara detail armada, seperti minta KIR, surat-surat komplit," jelas dia.

Hilal mengakui jika kebijakan itu terlalu cepat dan sebenarnya yang viral itu masalah kelayakan armada dan biaya. Kalau soal study tournya itu tidak ada masalah.

"Kan tinggal merubah sistemnya saja, seperti soal armada ada kriterianya seperti apa," lanjutnya.

Hilal menambahkan selama ini jika ada orderan untuk study tour itu yang diutamakan itu soal pelayanan, seperti armada. Armada yang disiapkan pun yang terbaru, kalau yang lain service yang terbaik untuk mereka.

"Armada yang kita kasih pasti armada yang terbaru. Jadi harusnya itu bukan pelarangan tapi merubah sistem study tournya," tandas dia.

"Sekolah yang study tour itu tidak hanya ke tempat wisata tapi juga ada edukasinya. Tentu sangat disayangkan adanya pelarangan itu," pungkasnya.

Kontributor : Ari Welianto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak