Penyakit DBD Melanda di Boyolali, Sejak Januari-April ada 374 Kasus, Delapan Orang Meninggal

Kasus deman berdarah dengue (DBD) tengah marak terjadi di Jawa Tengah. Termasuk di Kabupaten Boyolali

Budi Arista Romadhoni
Kamis, 25 April 2024 | 09:05 WIB
Penyakit DBD Melanda di Boyolali, Sejak Januari-April ada 374 Kasus, Delapan Orang Meninggal
Ilustrasi DBD. (Pixabay/wikiImages)

SuaraSurakarta.id - Kasus deman berdarah dengue (DBD) tengah marak terjadi di Jawa Tengah. Termasuk di Kabupaten Boyolali

Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, mencatat kasus penyakit DBD di wilayah setempat, hingga April 2024 ini mulai berkurang jumlah kasusnya.

"Kami terakhir mencatat ada tambahan dua kasus DBD pada minggu ketiga pada bulan April, dan minggu keempat ini, tidak ada tambahan kasus atau nol kasus," kata Kepala Dinkes Kabupaten Boyolali dokter Puji Astuti dikutip dari ANTARA Kamis (25/4/2024).

Puji Astuti mengatakan kasus DBD di Boyolali sejak Januari hingga April ini tercatat ada 374 kasus dan Deman Sok Syndrome (DSS) ada 25 kasus serta yang meninggal dunia karena DBD sebanyak delapan orang.

Baca Juga:Jadwal Imsakiyah Boyolali Rabu 13 Maret 2024, Disertai Bacaan Niat Puasa Ramadan

"Kami berharap kasus DBD di Boyolali terus menurun dan masyarakat tetap sehat selama menjaga lingkungan masing-masing terjaga bersih serta bebas nyamuk," katanya.

Dia mengatakan jika melihat tren kasus DBD di Boyolali pada minggu ini, sudah mulai menurun. Pada awal Januari hingga April atau hingga Minggu ke-17 ini, sudah tidak ada tambahan kasus DBD. Tambahan kasus DBD terakhir pada Minggu ke-16 sebanyak dua kasus dan minggu ke-17 ini, atau hingga tanggal 15 April tidak ada laporan tambahan kasus DBD.

"Alhamdulillah, kasus DBD di Boyolali hingga sekarang terus menurun. Namun, pihaknya terus mengimbau masyarakat tetap waspada. Dengan menggerakkan gerakan pemeriksaan jentik berkala (PJB) untuk menurunkan angka bebas jentik (ABJ) di daerah masing-masing," kata dokter Puji Astuti.

Dinkes Boyolali terus menggerakkan Puskesmas di setiap kecamatan bersama kader dan masyarakat melakukan pencegahan perkembangan nyamuk penyebab DBD atau aedes aegypti dan aedes albopictus, dengan menggerakkan  PJB untuk menurunkan ABJ.

Menurut dia, gerakan pemeriksaan jenis berkala tersebut dilakukan semua wilayah kecamatan dan desa untuk mengantisipasi adanya nyamuk yang menyebabkan penyakit DBD.

Baca Juga:Jelang Ramadan, Tradisi Padusan Digelar di Boyolali

Kasus DBD di Boyolali kini terus menurun dan semoga gerakan pembersihan sarang nyamuk (PSN) dan gerakan masyarakat dengan cara bersih-bersih secara serentak dalam satu lingkungan wilayah kecamatan, sehingga tidak hanya memindahkan nyamuk ke tempat yang lain.

Selain itu, pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk menghindari tempat-tempat yang ada tergenang air, karena, sekarang pada musim hujan ada genangan di tempat-tempat itu, tetapi juga ada hari panasnya, sehingga memungkinkan nyamuk aedes aegypti berkembang-biak.

Pihaknya juga berharap masyarakat dapat meminta obat pembunuh jentik-jentik nyamuk atau abate di puskesmas terdekat. Abate diberikan secara gratis untuk masyarakat selama persediaan masih ada.

Jika ada anggota keluarga yang mengalami gejala mengarah ke demam berdarah sebaiknya segera diperiksakan ke dokter atau layanan kesehatan terdekat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini