Bubur Samin Masjid Darussalam Solo: Tak Sekadar Hidangan, Tapi Tradisi dan Rasa Cinta yang Tak Terlupakan

Banyak masyarakat Solo dan sekitar yang rela antre cukup panjang untuk memperoleh bubur samin khas Banjar, Martapura, Kalimantan Selatan ini.

Ronald Seger Prabowo
Rabu, 13 Maret 2024 | 01:30 WIB
Bubur Samin Masjid Darussalam Solo: Tak Sekadar Hidangan, Tapi Tradisi dan Rasa Cinta yang Tak Terlupakan
Antrean warga untuk mendapatkan bubur samin khas banjar di Masjid Darussalam, Jayengan, Kecamatan Serengan, Kota Solo, Selasa (12/3/2024). [Suara.com/Ari Welianto]

SuaraSurakarta.id - Bubur Samin khas Banjar di Masjid Darussalam Kelurahan Jayengan, Kecamatan Serengan, Kota Solo masih menjadi daya tarik masyarakat di bulan Ramadan.

Banyak masyarakat Solo dan sekitar yang rela antre cukup panjang untuk memperoleh bubur samin khas Banjar, Martapura, Kalimantan Selatan ini.

Pantauan di lapangan antrian sampai di luar halaman Masjid Darussalam. Mereka datang tidak hanya dari Solo tapi juga dari daerah di luar Solo.

Kenapa mereka datang hampir tiap tahun karena rasa yang khas dari bubur samin. Rasanya sangat berbeda dengan bubur yang ada pada umumnya.

Baca Juga:Hati-Hati! Sikat Gigi Siang Hari Dapat Membatalkan Puasa, Begini Penjelasan Buya Yahya

Bubur samin ini memiliki rasa yang gurih, karena dibuat dari beras, daging sapi, susu, rempah-rempah, hingga santan.

Rasanya semakin istimewa karena diolah pakai resep khusus dengan minyak samin. Sehingga memiliki khas warna kekuningan.

"Sudah dari dulu tiap puasa pasti ke sini. Dari saya kecil, bubur samin sudah jadi tradisi di sini," ujar salah satu warga,
Dewi Nurhayati saat ditemui, Selasa (12/3/2024).

Menurutnya bubur samin ini sangat khas sekali karena bumbunya itu asli dari Banjar. Ada kapulaga, jahe, dan mrica, itu semua dicampur dengan minyak samin yang membuat khas.

"Rasanya itu cenderung ke rempah-rempahnya, yang ciri khas itu ada minyak samin. Ada sayuran yang dijadikan satu, daging juga," katanya.

Baca Juga:Kantor Balai Kota Surakarta Bakal Jadi Tempat Pusat Jualan Takjil, Ini Penjelasannya

Rasa itu yang membuatnya datang setiap tahunnya untuk menikmati bubur samin. Kalau puasa hampir tiap hari ke sini.

"Ini untuk buka puasa. Rasanya itu yang buat ketagihan untuk menikmati, kalau bubur biasa itu nggak," sambung dia.

Hal senada juga disampaikan warga lain Joko, yang selalu datang ke sini untuk antri bubur samin.

"Tadi datang setelah salat asar, itupun sudah antri panjang. Insya allah, selalu ke sini kalau ada rezeki kesehatan," terangnya.

Joko mengaku senang dan suka dengan bubur samin, karena rasanya yang khas sekali.

"Rasanya lain dengan bubur biasa, karena ini pakai rempah-rempah," imbuhnya.

Sementara itu warga lain Tutik mengatakan rasanya itu enak dan gurih, kan ada sayurannya juga.

"Kan di arab ada nasi kebuli, kalau ini bubur samin yang juga punya ciri khas. Ini selalu buat buka puasa sama keluarga, kalau bisa setiap tahun ada," ungkap dia.

Terpisah Takmir Masjid Darussalam Jayengan, HM, Rosyidi Muhhor mengatakan bubur samin ini memang selalu dirindukan oleh masyarakat saat bulan ramadan. Mereka yang datang itu dari berbagai daerah tidak hanya dari Solo.

"Saat bulan ramadan mereka pasti datang ke sini. Memang ini selalu dirindukan banyak orang," jelasnya.

Dulu, bubur samin hanya bisa dinikmati oleh kalangan internal masjid saja. Tapi sejak tahun 1985, bubur samin mukai dibuat banyak dan dibagikan kepada masyarakat setiap bulan ramadan.

"Sekarang bubur samin bisa dinikmati banyak orang tidak lagi inter masjid. Ini kalau di makan badan rasanya jadi hangat, memang ada khasiat karena diolah dengan rempah-rempah dan minyak samin," tandas dia.

Kontributor : Ari Welianto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak