SuaraSurakarta.id - Warga Kampung Menggungan, Desa Sawahan, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali menggelar aksi penutupan tempat pembuangan sementara (TPS) sampah yang lokasinya tidak jauh dari pemukiman.
Mereka protes dengan memasang sejumlah spanduk penolakan. Mereka berjalan dari pemukiman yang berjarak 200 meter hingga lokasi TPS tersebut.
Sampai di lokasi, warga memasang spanduk bertuliskan 'Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Telah Ditutup Oleh Warga Selamanya'.
"Ini aksi penutupan TPS selamanya oleh warga," terang perwakilan warga Kampung Menggungan RT 04 RW 03 Desa Sawahan, Kecamatan Ngemplak, Boyolali, Danang Catur saat ditemui, Selasa (5/3/2024).
Baca Juga:Hasil Survei Indikator: 60 Persen Masyarakat Percaya Pemilu Bebas Intervensi Pemerintah
Aksi protes yang dilakukan warga ini bukan yang pertama kalinya, tapi sudah ketiga kalinya. Pertama itu tahun 2022 lalu dan sudah ditutup, selanjutnya sebelum Pemilu tahun 2023 kemarin kemudian hari ini.
"Yang pertama kita demo selesai dan kondisi TPS bersih. Kedua dibantu oleh aparat dibersihkan, tapi ini muncul lagi dan tidak diselesaikan dengan baik," ungkap dia.
Saat awal di demo itu, janjinya dari Pemerintah Desa (Pemdes) Sawahan mau edukasi, sosialisasi ke warga. Mau ada program dengan pengelolaan yang baik tapi ternyata tidak ada.
"Dari sejak itu pelan-pelan dipakai buat buang sampah lagi sampai akhirnya menumpuk lagi seperti sekarang. Itu katanya mau dibangun TPS 3R yang dikelola BUMDes, tapi tidak jalan dan sampah menumpuk," katanya.
TPS tersebut berdiri tahun 2021 lalu, tapi hingga cukup lama sampah tidak diambil. Kalaupun pernah diambil hanya diambil lima truk saja setelah itu tidak pernah lagi.
Baca Juga:Pemilu 2024 Tingkatkan Risiko Depresi? Ini Kata Peneliti Kesehatan
"Dibangun tahun 2021 lalu, tapi sampahnya menumpuk seperti gunung. Sempat tidak dipakai lagi gara-gara diprotes warga tapi malah dipakai lagi, warga sudah protes itu sejak 2021 lalu," imbuh dia.
Dampak adanya TPS itu, lanjut dia, menimbulkan bau tidak sedap atau menyengat. Bahkan hingga berserakan ke jalan kampung dan sungai kecil yang dipakai buat pengairan persawahan ikut tercemar.
"Baunya itu menyengat, jarak antara TPS dan pemukiman itu hanya 300 meter. Ada juga warga yang kena diare cukup lama terus perutnya sakit. Secara ekonomis harga tanah, orang akan membeli dan lihat ada TPS pasti akan mempertimbangkan membeli," paparnya.
Sementara itu Camat Ngemplak, Ari Wahyu Prabowo mengatakan memang tadi ada penutupan TPS oleh warga.
Permasalahan sampah di Desa Sawahan memang sudah cukup lama, dulu juga pernah di demo warga.
"Pagi tadi saya sudah ke lokasi ketemu sama warga dan pengelola TPS. Intinya semua aspirasi, saran, dan masukan dari warga kita terima," sambung dia.
Ari mengatakan dari kecamatan akan memfasilitasi terkait masalah ini. Masalah sampah ini memang tanggung jawab bersama baik pemerintah, pengelola hingga warga."Kami siap memfasilitasi kembali, kita duduk bersama. Kita juga sudah berkomunikasi dengan DLH, intinya kita akan segera ketemu bersama untuk menangani sampah di Desa Sawahan," pungkasnya.
Kontributor : Ari Welianto