Bangunkan Semangat Generasi Muda, Arief Rosyid Bicara Visi Indonesia Emas di Solo

Arief menggunakan metafora 'Gerbong Pemuda' sebagai wahana yang akan membawa Indonesia melintasi tantangan dan memasuki masa keemasan.

Ronald Seger Prabowo
Kamis, 29 Februari 2024 | 09:06 WIB
Bangunkan Semangat Generasi Muda, Arief Rosyid Bicara Visi Indonesia Emas di Solo
Arief Rosyid dalam pidato kebudayaan dengan tema 'Gerbong Pemuda dan Visi Indonesia Emas 2045' di Pendopo Javanologi UNS, Solo, Rabu (28/2/2024) malam. [Suara.com/Ronald Seger Prabowo]

SuaraSurakarta.id - Peran generasi muda cukup penting dalam melestarikan kebudayaan demi mewujudkan visi Indonesia menjadi Negara Emas pada tahun 2045.

Hal itu diungkapkan aktivis Muhammad Arief Rosyid Hasan atau lebih dikenal dengan Arief Rosyid di Pendopo Javanologi UNS, Solo, Rabu (28/2/2024) malam.

Dalam pidato Kebudayaan dengan tema 'Gerbong Pemuda dan Visi Indonesia Emas 2045' itu, Arief menggunakan metafora 'Gerbong Pemuda' sebagai wahana yang akan membawa Indonesia melintasi tantangan dan memasuki masa keemasan.

"Visi Indonesia Emas 2045 menjadi fokus utama, di mana pemuda diharapkan menjadi garda terdepan dalam menciptakan perubahan positif," kata Arief.

Baca Juga:Maraknya K-Pop di Generasi Muda, Megawati: Jangan Lupakan Budaya Bangsa Indonesia!

Mantan komisaris BSI ini mengatakan bahwa pidatonya ini telah berlangsung di tiga kota, termasuk Solo, bertujuan untuk mengingatkan pemuda akan peran penting mereka dalam membangun bangsa.

"Kita ingin mengajak seluruh teman-teman muda di Solo untuk mengingat kembali bahwa kebudayaan itu aktif," jelas dia.

"Kebudayaan tidak hanya sekedar barang yang pasif atau disaksikan, tapi dia harus menggerakkan anak-anak muda untuk bisa lebih aktif dan partisipatif," imbuhnya.

Arief Rosyid menekankan pentingnya memanfaatkan bonus demografi yang dimiliki Indonesia saat ini. Menurutnya, jika bonus demografi ini dapat dioptimalkan, Indonesia akan menjadi negara maju seperti Korea, China, dan Singapura.

Namun, Arief juga mengingatkan bahwa negara-negara tersebut tidak semuanya berhasil memanfaatkan bonus demografi. Contohnya, negara-negara di Timur Tengah yang mengalami 'Arab Spring' karena tidak memiliki kanalisasi yang jelas bagi pemuda.

Baca Juga:BREAKING NEWS! Kemendikbud Ristek Bekukan MWA, Pemilihan Rektor UNS Dibatalkan

Arief Rosyid mengutip Ki Ageng Ronggowarsito yang mengatakan bahwa penting bagi anak muda untuk memahami masa lalu sebagai pijakan untuk masa kini dan masa depan.

"Kemampuan itu yang kadang-kadang anak-anak muda sekarang lupakan dengan media sosial. Mereka sudah jarang untuk membaca dan berinteraksi dengan para senior," paparnya.

Ia juga berpesan agar pemuda Solo menjadi generasi yang aktif, kreatif, dan inovatif. Ia mengajak mereka untuk berkontribusi dalam membangun Indonesia yang lebih maju dan sejahtera.

"Pemuda Solo harus menjadi pelopor dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045, mari kita bersama-sama membangun bangsa ini dengan semangat kebangsaan dan gotong royong," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini