Survei Indikator: Elektabilitas Prabowo-Gibran Capai 51,8 Persen, Berpotensi Menang Satu putaran

Elektabilitas calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka terus mendapatkan sorotan dari sejumlah lembaga survei

Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 09 Februari 2024 | 13:14 WIB
Survei Indikator: Elektabilitas Prabowo-Gibran Capai 51,8 Persen, Berpotensi Menang Satu putaran
Ketiga Capres dan Cawapres bersama-sama usai debat Capres-Cawapres Kelima di JCC Senayan, Jakarta, Minggu (4/4/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]

SuaraSurakarta.id - Elektabilitas calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka terus mendapatkan sorotan dari sejumlah lembaga survei. 

Terbaru, Lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis survei tatap muka nasional dengan hasil pasangan calon (paslon) Prabowo-Gibran berpotensi menang satu putaran dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Jika pemilihan presiden diadakan ketika survei berlangsung, hasil survei menunjukkan pasangan Prabowo-Gibran menembus batas pilpres satu putaran, yakni dengan elektabilitas sebesar 51,8 persen.

"Tapi suara saat ini masih berada dalam rentang error survey leih kurang 2.9 persen, sehingga masih ada potensi pemilihan presiden berlangsung dalam dua putaran," kata Founder dan Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dikutip dari ANTARA pada Jumat (9/2/2024). 

Baca Juga:Prabowo Ngaku Was-was Jelang Debat Capres Terakhir, Takut dapat Nilai Buruk Lagi dari Anies dan Ganjar

Burhanuddin mengungkapkan sekitar 80 persen alasan warga dalam survei memilih presiden tersebar dalam banyak aspek, yakni dari citra tegas hingga alasan dukungan partai. Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud masing-masing lebih menonjol pada alasan tegas dan perhatian pada rakyat.

Sementara Anies-Muhaimin lebih tersebar kepada sejumlah aspek yang relatif cukup merata, yaitu terutama karena pintar atau berwawasan luas, agamais atau religius, perhatian pada rakyat, dan ingin perubahan.

Survei menunjukkan, elektabilitas Anies-Muhaimin berada di posisi kedua dengan dukungan sekitar 24,1 persen, Ganjar-Mahfud di urutan ketiga dengan dukungan sekitar 19,6 persen, dan kelompok yang belum menunjukkan pilihannya sudah hampir habis, yakni tinggal sekitar 4,5 persen.

Jika kelompok yang masih ragu-ragu (undecided) diprediksi menggunakan model statistik, ia menyebutkan maka distribusi masing-masing paslon, yakni Prabowo-Gibran 54 persen, Anies-Muhaimin 24,9 persen, dan Ganjar-Mahfud 21,1 persen.

Berdasarkan model prediksi tersebut pada selang kepercayaan 95 persen, persentase elektabilitas pasangan Anies-Muhaimin diprediksi berada pada rentang 22,8 persen sampai 27 persen, Prabowo-Gibran pada 51,6 persen hingga 56,4 persen, dan Ganjar-Mahfud pada kisaran 19,2 persen sampai 23,1 persen.

Baca Juga:Emak-emak Perisai Gelar Sembako Murah di Solo: Tebus 20 Ribu, Dapat Sayur Segar!

Namun, kata Burhanuddin, masih ada sekitar 10,5 persen basis pendukung yang cenderung besar kemungkinan mengubah pilihannya.

Jika diasumsikan kelompok tersebut lebih dekat dengan kelompok yang masih ragu, maka distribusi basis kuat masing-masing paslon, yakni Prabowo-Gibran sekitar 45,2 persen, Anies-Muhaimin sekitar 21,2 persen, Ganjar-Mahfud sekitar 17,1 persen, dan kelompok yang masih ragu sekitar 16,4 persen.

"Dengan begitu pemilihan presiden masih terbuka untuk dua putaran, meski peluang yang lebih besar adalah satu putaran," tuturnya.

Dalam Survei Tatap Muka Nasional, populasi survei terdiri atas seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilu, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

Penarikan sampel menggunakan metode pengambilan sampel acak bertingkat (multistage random sampling). Dengan asumsi metode sampel acak sederhana (simple random sampling), ukuran sampel basis sebanyak 1.200 responden memiliki toleransi kesalahan sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak