SuaraSurakarta.id - Ada pemandangan berbeda yang tersaji di sepanjang Jalan Slamet Riyadi, Kota Solo, selama beberapa hari belakangan.
Deretan spanduk, baliho tentang Persis Solo berjejer di ruas jalan protokol Kota Bengawan, mulai Flyover Purwosari hingga Bundaran Gladak.
Ya, kota ini mulai bersolek menyambut 100 tahun kelahiran tim Laskar Sambernyawa, 8 November besok.
Satu abad tentu bukan usia yang muda bagi sebuah klub di Indonesia. Persis Solo merasakan pahit getir perkembangan sepak bola Indonesia.
Baca Juga:Media Vietnam Prediksi Shin Tae-yong Tinggalkan Timnas Indonesia dan Gabung Klub BRI Liga 1
Bahkan tim Kota Bengawan juga menjadi salah satu klub pendiri PSSI, otoritas tertinggi sepak bola Tanah Air.
"Di usia 100 tahun Persis ini, mudah-mudahan ada perbaikan yang signifikan seperti di permainan tim. Tim ini sudah semakin berkembang dan profesional," kata Presiden DPP Pasoepati, Agoes Warsoep, Selasa (7/11/2023).
Persis Solo memiliki catatan sejarah yang hebat dalam persepakbolaan Indonesia. Bahkan, klub ini disebut sebagai raksasa sepak bola Indonesia pada masa dulu. Diketahui, klub ini berdiri tahun 1923 di Surakarta, Jawa Tengah.
Sayangnya, klub yang pernah menjuarai pertandingan Perserikatan sebanyak 7 kali ini hanya merasakan kejayaan sampai akhir 1940. Selepas itu, klub ini terlihat seperti tertatih-tatih bersaing dalam kompetisi sepak bola nasional.
Untuk kembali mencapai puncak kejayaan seperti masa dulu, pihak manajemen Persis Solo pun terus membenahi tim secara serius.
Baca Juga:Hasil BRI Liga 1: Lakoni Comeback, Persis Solo Tekuk Bhayangkara FC 2-1 di Maguwoharjo
Mereka berhasil naik ke kasta tertinggi setelah menjadi juara Liga 2 2021 dan terus eksis di kasta tertinggi hingga saat ini.