Mengenal Sejarah Desa Wisata Rotan Trangsan Sukoharjo, Sudah Sejak Ada Masa Raja PB X

Pada tahun tersebut di Desa Trangsan terdapat seorang abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat bernama Ki Demang Wongso Laksono.

Ronald Seger Prabowo
Senin, 26 Juni 2023 | 19:49 WIB
Mengenal Sejarah Desa Wisata Rotan Trangsan Sukoharjo, Sudah Sejak Ada Masa Raja PB X
Desa Wisata Rota Trangsan, Kabupaten Sukoharjo. [Suara.com/Ari Welianto]

SuaraSurakarta.id - Perajin rotan di Desa Wisata Rotan Trangsan, Sukoharjo sudah ada sejak dahulu sekitar tahun 1937. Dulu warga sudah bisa mengelola dan memproduksi kerajinan di bidang rotan. 

Pada tahun tersebut di Desa Trangsan terdapat seorang abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat bernama Ki Demang Wongso Laksono.

"Pada tahun 1937, Ki Demang mengawali mengembangkan rotan. Dari mulai itulah warga Trangsan bisa hidup dari rotan," ujar Ketua Panitia Grebeg Penjalin VI 2023 Desa Wisata Rotan Trangsan, Slamet Salamun, Senin (26/6/2023).

Diceritakan, pada waktu tersebut Ki Demang diundang ke Keraton Kasunanan Surakarta oleh raja. Pemanggilan ini, karena raja tahu kalau Ki Demang itu bisa menganyam. 

Baca Juga:Raperda Prakarsa Gali Potensi Desa Wisata Purbalingga

Kemudian Raja meminta kepada Ki Demang untuk memamerkan produk-produknya di keraton.

"Awalnya itu abdi dalem biasa, lalu sang raja memanggil dan mendawuhi Ki Demang. Tolong produk-produk mu dipamerkan di keraton ku," kata salah satu perajin rotan ini.

Selanjutnya Ki Demang membawa produk-produknya ke keraton. Raja pun pada waktu itu merasa senang dengan produk-produk yang dibawa Ki Demang.

"Lalu sang raja wedar sabdo sama Ki Demang, 'ngertio Pak Demang sesuk iki sing bakal nguripi Desa Trangsan," ungkap dia.

"Dulu namanya bukan Trangsan, tapi Trowangsan. Lha, awal mulanya dari situ," sambungnya.

Baca Juga:Nglangeran Jadi Desa Wisata Terbaik Dunia Versi UNWTO, Udah Pernah ke Sini?

Petilasan dan makam Ki Demang ada di Desa Trangsan. Bahkan keturunannya masih ada, kemungkinan sudah keturunan ketiga atau keempat dan masih eksis hingga saat ini.

Sebenarnya sekitar tahun 1920 an, media Eropa sudah memberitakan. Cuma warga Trangsan pada waktu itu belum tahu kalau dari tahun 1920 itu, media Eropa sudah memberitakan.

"Berati mungkin sebelum tahun 1920 sudah ada. Karena mungkin pada waktu itu media belum banyak jadi belum begitu terekspos," ucap dia.

Sebelum rotan itu di Trangsan menggunakan bambu terus dikombinasi dengan rotan.

"Awal-awalnya itu terus berkembang-berkembang jadi rotan," imbuhnya.

Dari awal-awal hingga sekarang perajin rotan terus berkembang dan mengalami kejayaan itu sekitar tahun 1990 an. Di Desa Trangsan memang tidak memproduksi rotan tapi mayoritas warganya itu bisa mengolah rotan hingga menjadi berbagai macam kerajinan.

"Hingga sekarang terus berkembang. Ekspor produk rotan di Desa Trangsan sampai beberapa negara di Eropa dan Amerika," tandas dia.

Kontributor : Ari Welianto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak