SuaraSurakarta.id - Munculnya penyakit baru gagal ginjal akut misterius membuat para dokter lebih hati-hati memberikan obat kepada pasiennya. Selain itu juga meminta masyarakat tidak tergesa-gesa memberikan obat.
Hal itu untuk memberikan pemahaman, pemberian obat adalah jalan terakhir saat anak merasakan gejala sakit.
Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso mengajak para orang tua untuk menjadikan obat sebagai metode penyembuhan pilihan terakhir saat anaknya bergejala sakit.
"Prinsipnya, obat itu jalan terakhir, yang penting istirahat. Demam itu situasi kondusif, tidak perlu buru-buru, bisa dengan kompres hangat atau rendam air hangat, tapi lihat kondisi umum anak juga," kata Piprim dikutip dari ANTARA pada Jumat (11/11/2022).
Baca Juga:Polres Sukabumi Berhasil Menangkap 17 Tersangka Pengedar Narkoba dan Miras
Ia mengatakan, bayi usia satu bulan yang mengalami demam menandakan ada sakit serius dan perlu dicari penyebabnya. Tapi jika di atas tiga bulan, badan hangat bisa pakai metode lain.
"Kalau anak demam tinggi bisa diberikan obat tablet yang dipecah, disesuaikan dengan berat badannya. Kalau demam tinggi bisa diberikan obat sesuai resep dokter," katanya.
Pernyataan itu disampaikan Piprim terkait dengan kebijakan pemerintah yang melarang penggunaan obat sirop di tengah proses penyelidikan kasus gangguan ginjal akut di Indonesia.
Secara terpisah, Wakil Ketua PP Ikatan Apoteker Indonesia sekaligus Guru Besar Farmakologi dan Farmasi Klinik Universitas Padjajaran Prof Keri Lestari memberikan alternatif obat aman yang bisa dikonsumsi selama pemberlakuan larangan obat sirop.
"Pilihannya sekarang cari aman ke puyer," katanya.
Baca Juga:BPOM: Lagi, Dua Industri Farmasi Terbukti Langgar Ketentuan Bahan Baku
Jika anak tidak suka atau tidak terbiasa mengonsumsi puyer, karena rasanya pahit dan sering dimuntahkan, ia menyarankan orangtua membuat sirup dadakan dengan pemanis tambahan seperti madu.
- 1
- 2