Mengejutkan! Elektabilitas PDI Perjuangan dan Partai Demokrat di Posisi Teratas

Survei Y-Publica, PDI Perjuangan tetap unggul dengan elektabilitas mencapai 18,4 persen, yang disusul Partai Demokrat dengan perolehan 11,5 persen dari total responden survei

Budi Arista Romadhoni
Selasa, 08 November 2022 | 17:30 WIB
Mengejutkan! Elektabilitas PDI Perjuangan dan Partai Demokrat di Posisi Teratas
Ilustrasi logo partai politik di Indonesia. Berdarkan Survei Y-Publica, PDI Perjuangan tetap unggul dengan elektabilitas mencapai 18,4 persen, yang disusul Partai Demokrat dengan perolehan 11,5 persen dari total responden survei [ANTARA]

SuaraSurakarta.id - Elektabilitas partai politik di Indonesia mulai  menunjukan persaingan ketat menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Menariknya Partai Demokrat berada di urutan kedua. 

Hal itu berdasarkan survei Y-Publica.  Pada survei itu, PDI Perjuangan tetap unggul dengan elektabilitas mencapai 18,4 persen, yang disusul Partai Demokrat dengan perolehan 11,5 persen dari total responden survei.

"Gerindra yang biasanya berada pada peringkat kedua kini tergeser oleh Demokrat. Demokrat berhasil menyalip Gerindra menjadi peringkat kedua, sedangkan NasDem terancam gagal melenggang ke Senayan," kata Direktur Eksekutif Y-Publica Rudi Hartono dikutip dari ANTARA pada Selasa (8/11/2022).

Rudi mengatakan peta kekuatan partai-partai politik masih sangat dinamis. Dalam survei tersebut, Partai Gerindra mendapat tingkat keterpilihan 11,1 persen atau di bawah Partai Demokrat yang mendaoat elektabilitas 11,5 persen.

Baca Juga:Cerita Lawas Saat Megawati Sepakat Jadi Wapres Gus Dur di Atas Kertas Timah Rokok, Bukan Diusung PDIP Tapi PKB

Selama setahun terakhir, Partai Demokrat membayangi Partai Gerindra pada posisi tiga besar dan kini sukses menempatkan diri sebagai penantang kuat PDI Perjuangan. Menurut Rudi, posisi sebagai partai oposisi utama terhadap pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin itu ternyata mendorong elektabilitas Partai Demokrat.

"Dengan terus mengkritik kebijakan Jokowi, Demokrat berharap bisa mengulang keberhasilan PDI Perjuangan yang menjadi oposisi dua periode Presiden SBY (Susilo Bambang Yudhoyono)," kata Rudi.

Pada papan tengah, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) bergerak naik elektabilitasnya setelah meraih elektabilitas di kisaran 5,2-5,4 persen. Kini, partai yang digawangi musisi Giring Ganesha itu mencapai elektabilitas 5,7 persen.

Upaya untuk meraih efek elektoral dari pencapresan telah dilakukan berbagai partai, seperti yang dilakukan secara efektif oleh PSI.

"Strategi PSI mengusung Ganjar-Yenny tampaknya berbuah kenaikan elektabilitas, di mana Ganjar diketahui kerap unggul dalam bursa calon presiden," kata Rudi.

Baca Juga:PDI Perjuangan Bergolak Isu Jokowi Kudeta Megawati: Ganjar Sebut Itu Ngawur

Sementara itu, dalam survei tersebut, Golkar memiliki elektabilitas 7,8; PKB 7,2 persen; dan PKS 4,8 persen, sedangkan Partai Nasdem mengalami pelemahan elektabilitas.

Jika sebelumnya Partai NasDem masih mengamankan posisi di atas ambang batas parlemen, katanya, kini elektabilitas partai itu turun menjadi 3,6 persen. Dengan capaian tersebut, menurut Rudi, Partai NasDem terancam tidak bisa kembali melaju ke parlemen.

Selain Partai NasDem, sejumlah partai lain yang juga terancam gagal ke parlemen ialah PAN (2,3 persen), PPP (1,8 persen), Perindo (1,5 persen), Partai Gelora (1,2 persen), Partai Ummat (0,8 persen), Partai Hanura (0,6 persen), PBB (0,4 persen), serta Partai Kebangkitan Nusantara (0,1 persen).

"Partai-partai baru dan non-parlemen tengah menjalani verifikasi oleh KPU," ujar Rudi.

Survei Y-Publica dilakukan pada 27 Oktober-1 November 2022 kepada 1.200 orang yang mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Data diambil dengan metode wawancara tatap muka terhadap responden yang dipilih secara multistage random sampling dengan margin of error 2,89 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Survei Y-Publica untuk elektabilitas partai politik calon peserta Pemilu 2024. (ANTARA/HO-Dokumen Pribadi)
Survei Y-Publica untuk elektabilitas partai politik calon peserta Pemilu 2024. (ANTARA/HO-Dokumen Pribadi)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak