Masyarakat Boleh Lepas Masker Jika Cakupan "Booster" Tinggi, Ini Penjelasan Dokter

Kemungkinan orang-orang dapat melepas masker di ruang terbuka salah satunya saat cakupan atau persentase vaksinasi dosis penguat atauboostersudah tinggi

Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 16 September 2022 | 06:25 WIB
Masyarakat Boleh Lepas Masker Jika Cakupan "Booster" Tinggi, Ini Penjelasan Dokter
Ilustrasi Orang Pakai Masker. Kemungkinan orang-orang dapat melepas masker di ruang terbuka salah satunya saat cakupan atau persentase vaksinasi dosis penguat atau booster sudah tinggi. (Pexels.com/cottonbro)

SuaraSurakarta.id - Dokter spesialis pulmonologi dan pengobatan pernapasan (paru-paru) Dr dr Erlina Burhan, MSc., Sp.P.(K), menjawab kemungkinan orang-orang dapat melepas masker di ruang terbuka salah satunya saat cakupan atau persentase vaksinasi dosis penguat atau booster sudah tinggi.

"Kalau cakupan vaksinasi booster sudah tinggi dan penularan atau transmisi dari virus di masyarakat sudah menurun dan terkendali, kemungkinan untuk kita buka masker di ruang terbuka itu ada," ujar Erlina dikutip dari ANTARA pada Jumat (16/9/2022). 

Erlina yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) itu mengingatkan, kemungkinan orang dapat melepas masker di ruang terbuka tak dipengaruhi dari seringnya ia mendapatkan suntikan vaksin.

"Ada kemungkinan kita akan lepas masker? Ada. Tetapi kondisinya bukan karena sering divaksin," kata dia.

Baca Juga:Duh, Pandemi Covid-19 Berpotensi Semakin Panjang, Biang Keroknya Omicron Varian Ini

Data dari Satuan Tugas Penanganan COVID-19 per 14 September menunjukkan cakupan vaksinasi ketiga mencapai 62.161.753 orang (atau sekitar 26,48 persen) dan vaksinasi keempat atau booster kedua sekitar 513.741 orang dari target sasaran vaksinasi nasional sebanyak 234.666.020 orang.

Dalam kesempatan itu, Ketua Komnas KIPI Prof Dr dr Hinky Hindra Irawan Satari, SpA(K), M. Trop.Paed menyarankan orang-orang saat ini tetap mengenakan masker karena virus corona masih ada.

Dia mengingatkan, masker dapat membantu mengurangi risiko penularan atau transmisi infeksi dan memakai benda ini termasuk kebiasaan baik yang masih harus dipertahankan.

"Virus masuknya utamanya dari lubang hidung bukan dari yang lain. Jadi yang harus kita lindungi itu lubang hidung. Yang bawa virusnya siapa? Orang. Jadi, gimana supaya yang bawa virus tidak menularkan kepada kita? Tutup hidung kita dengan memakai masker," demikian kata Hinky.

Di Amerika Serikat, seiring hadirnya varian baru virus corona yakni BA.5, pakar penyakit menular Berkeley Public Health John Swartzberg pada Juli lalu menyarankan orang-orang mengenakan masker baik di dalam maupun luar ruangan karena risiko penularan varian ini sama besarnya.

Baca Juga:Banyak Bangunan Sekolah Rusak, Anggota DPR RI Syaiful Huda Dorong Pemkab Karawang Prioritaskan Sektor Pendidikan

Pakar epidemiologi di Boston Children's Hospital Dr Maimuna Majumder mengatakan, dirinya masih memakai masker di luar ruangan yang sangat ramai. Dia juga sangat merekomendasikan agar orang lain melakukan hal yang sama.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini