"Jadi ini mengawali dulu. Nanti akan dibuat per cabor, seperti sepak bola atau yang lain," terang dia.
Proses pembuatan dari awal sampai jadi itu butuh waktu 12 hari. Mulai dari membuat konsepnya, cari desain logo dan maskotnya, selanjutnya dibuat pola batik pada kain dan pewarnaan.
"Proses pembuatannya sama dengan yang lain. Jadi cukup detail untuk pembuatannya," ucapnya.
Nantinya batik motif ASEAN Para Games akan diperjualbelikan kepada masyarakat. Nanti juga akan di blow up di media sosial (medsos).
Baca Juga:Mulai Agustus, Lion Air dan Batik Air Pindah Terminal 2E Pintu E Bandara Soetta
"Kita jual dan blow up. Kalau ada masyarakat Solo atau wisatawan dari luar kota atau mancanegara yang ingin mempunyai batik ini, bisa menghubungi kami," imbuh dia.
Taufan menambahkan, nanti akan mengontak dan memperlihatkan kepada Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.
Karena batik ASEAN Para Games ini yang membuat juga para perajin penyandang disabilitas.
"Nanti akan kita soundingkan ke sana, biasanya Mas Gibran itu responnya cepat. Untuk promosi akan kita lakukan lewat medsos, nanti Mas Gibran akan di tag, ini biar batik yang dibuat oleh penyandang disabilitas bisa mendapat apresiasi," tandasnya.
Kontributor : Ari Welianto
Baca Juga:Sambut Kontingen ASEAN Para Games 2022, Bendera 11 Negara Berkibar di Stadion Manahan Solo