SuaraSurakarta.id - Shelter PKL Manahan Solo mulai dikosongkan ratusan pedagang yang menempati, Rabu (18/5/2022).
Karena kemarin merupakan batas akhir pengosongan yang sudah diberikan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo kepada pedagang.
Pantauan di lapangan, para pedagang tampak masih mengemasi barang-barang, seperti perlengkapan jualan masih dipakai.
Karena jika ditinggal, barang-barang akan ikut dibersihkan saat proyek mulai dikerjakan.
Baca Juga:Persija, PSIS, Persis, dan Persebaya Bakal Ramaikan Turnamen Piala Wali Kota Surabaya
"Pengosongan terakhir itu tanggal 18 Mei 2022," ujar salah satu pedagang, Surati, Kamis (18/5/2022).
Menurutnya, untuk menempati selter setelah dibangun itu tahun depan atau usai gelaran Piala Dunia U-20.
Pedagang akan dikembalikan lagi ke sini setelah selesai direnovasi.
"Untuk menempatinya lagi katanya tahun depan, habis piala dunia. Perkiraan hampir satu tahunan lah," katanya.
Selama ini tidak ada kompensasi dari Pemkot, pedagang mencari sendiri lokasi berjualan.
Baca Juga:Stadion Piala Dunia U-20 di Enam Kota Indonesia akan Ditinjau Ulang, Kenapa?
Untuk sementara, ia pindah jualan di samping SMA 4 Solo.
"Tempat jualan kita cari sendiri, saya dapatnya tidak jauh dari sini samping SMA 4. Ada jaminan katanya pedagang mau dikembalikan ke sini," sambung dia.
Di Selter Manahan sendiri ada 132 pedagang yang harus mencari tempat untuk jualan.
Sementara itu Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Solo, Heru Sunardi mengatakan jika kemarin adalah batas waktu pengosongan Selter Manahan oleh pedagang.
"Benar, hari ini memang batas waktu terakhir pengosongan selter. Pedagang sudah harus pindah, karena akan segera dilakukan pembongkaran," terangnya.
Nantinya, kawasan tersebut akan dijadikan lokasi baru dengan berkonsep seperti food court, berdampingan dengan joging track stadion dan area parkir.
Pengosongan Selter PKL Manahan ini dilakukan Pemkot Solo untuk menyambut Piala Dunia U-20 di Stadion Manahan Solo tahun 2023 mendatang.
Sehingga akan dilakukan penataan di kawasan tersebut. Proses pembangunan sendiri memakan waktu hingga satu tahun ke depan.
Kontributor : Ari Welianto