Menengok Tradisi Unik Ramadhan di Matesih Karanganyar: Bukber Beralaskan Daun Pisang untuk Sambut Pemudik

Tak sekadar buka bersama, tradisi itu diadakan untuk menyambut para perantau yang mudik ke Kabupaten Karanganyar.

Ronald Seger Prabowo
Senin, 25 April 2022 | 16:00 WIB
Menengok Tradisi Unik Ramadhan di Matesih Karanganyar: Bukber Beralaskan Daun Pisang untuk Sambut Pemudik
Warga di Desa Ngadiluwih, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar menggelar on the road beralaskan daun pisang sebagai tradisi Ramadhan. [Suara.com/Budi Kusumo]

SuaraSurakarta.id - Bulan Ramadhan disambut suka cita oleh umat Islam. Tak hanya itu saja, bulan puasa selalu memunculkan tradisi unik di berbagai wilayah

Termasuk di Desa Ngadiluwih, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar. Warga di sana menggelar on the road beralaskan daun pisang.

Tak sekadar buka bersama, tradisi itu diadakan untuk menyambut para perantau yang mudik ke Kabupaten Karanganyar.

Salah satu panitia, Munir menjelaskan, warga menjalani tradisi makan bersama, mengingat para perantau tidak bisa melakukan makan bersama dengan keluarganya.

Baca Juga:Serunya Festival Long Bumbung Sambut Ramadhan di Karanganyar

"Acara buka bersama bersama on the road ini diadakan setiap akhir Bulan Ramadan, untuk menyambut para perantau yang datang dari perantauan," ungkap Munir, Senin (25/4/2022).

Munir menyebutkan menu yang disajikan adalah nasi putih, lalapan, trancam (sejenis pecel dengan bumbu sambel kepala), gereh (ikan asin) dan sambel.

"Lebih ke makanan tradisional yang sering dikangenin warga perantauan. Akhir Ramadan ini sudah banyak perantau yang mudik sehingga warga dan jamaah bisa berbaur di acara ini," jelas Munir.

Dia memaparkan, acara buka bersama tersebut bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi dengan semua masyarakat di desa itu meski lama terpisah jarak lantaran mereka merantau ke luar daerah Karanganyar. 

"Mempererat persaudaraan dan memberikan kesempatan kepada para perantau menikmati kebersamaan di kampung kami. Bukber diadakan di depan masjid desa kami sepanjang 100 meter digelar tikar dan pengganti piringnya daun pisang," ujar dia.

Baca Juga:TOK! ASEAN Para Games 2022 Digelar di Jawa Tengah, di Antaranya di Solo, Sukoharjo dan Karanganyar

Susilowati, salah seorang warga yang merantau ke daerah Tangerang mengaku sudah beberapa kali melakukan tradisi yang sudah digelar selama tujuh kali ini, namun sempat berhenti mengikuti tradisi itu lantaran adanya pandemi Covid-19 dan adanya larangan mudik beberapa saat lalu.

"Akhirnya setelah dua tahun tidak merasakan tradisi buka bersama di sini sekarang bisa menikmati tradisi ini lagi. Ya, dua tahun lalu kan kita para perantau tidka bisa mudik karena ada Covid-19," ucapnya.

Dirinya bercerita pengalamannya bisa buka bersama dengan warga dan para perantau lainnya yang mempersatukan perantau dari berbagai kota. 

"Sampai kampung langsung buka bersama di sini bisa guyub (kebersamaan) dan menunya yang selama ini jarang didapat kalau di perantauan," pungkas dia.

Kontributor : Budi Kusumo

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak