Dua Tahun Mandek, Tradisi Bubur Banjar Samin di Masjid Darussalam Solo Akhirnya Kembali Digelar

Setelah dua tahun tidak digelar, tradisi bubur Banjar Sami di Masjid Darussalam Jayengan, Serengan, Solo kembali digelar pada Bulan Ramadhan 1443 H

Budi Arista Romadhoni
Minggu, 03 April 2022 | 15:10 WIB
Dua Tahun Mandek, Tradisi Bubur Banjar Samin di Masjid Darussalam Solo Akhirnya Kembali Digelar
Pengurus Masjid Darussalam Jayengan, Solo sedang memasak bubur Banjar Samin. (suara.com/ari welianto)

SuaraSurakarta.id - Setelah dua tahun tidak digelar, tradisi bubur Banjar Sami di Masjid Darussalam Jayengan, Serengan, Solo kembali digelar pada Bulan Ramadhan 1443 H.

Masyarakat pun bisa menikmati bubur khas Banjar, Martapura, Kalimantan Selatan ini untuk menu berbuka puasa. 

"Tahun 2022 ini menjadi keberkahan dan kebahagiaan bagi umat Islam. Tradisi bubur Banjar Samin kami adakan lagi sebagai takjil berbuka puasa," ujar Ketua Panitia, Noor Cholish, saat ditemui, Minggu (3/4/2022).

Menurutnya, kegiatan yang sudah berlangsung sejak tahun 1985 ini berturut-turut selalu diadakan. Hanya dua tahun terakhir ini tidak diadakan, karena adanya pandemi Covi-19.

Baca Juga:11 Momen Artis Ziarah Jelang Ramadhan, BCL dan Ririn Ekawati Lepas Rindu dengan Mendiang Suami

"Sekarang diadakan kembali dengan menerapkan protokol kesehatan," katanya.

Setiap tahunnya pembuatan bubur Banjar Samin ini menggunakan bahan pokok beras sekitar 40 kilogram. 

Kemudian ditambah bumbu-bumbu dan sayur serta daging tetelan. Tentu yang paling penting adalah minyak samin yang menjadikan bubur beraroma sedap dan berciri khas Banjar.

Untuk memasak membutuhkan waktu dua jam, dimulai setelah salat dhuhur sekitar pukul 13.00 WIB. Selesai itu sekitar pukul 15.00 WIB, untuk pembagian dilakukan pukul 16.00 WIB. 

"Pembagian bubur dibagi menjadi dua. Pertama sekitar 300 porsi untuk buka bersama di masjid, sedangkan 1.000 porsi dibagikan ke masyarakat," sambung dia.

Baca Juga:Masjid dan Lokomotif Ekonomi Bangkit Pasca Covid-19

Masyarakat diminta untuk membawa tempat atau wadah sendiri, lalu diantrikan di meja yang disediakan. 

Kemudian panitia akan mengisi wadah yang dibawa masyarakat, setelah diisi bisa diambil.

"Jadi masyarakat tidak akan berdesak-desakan atau saling mendahului satu sama lain. Jadi protokol kesehatan akan tetap terjaga," ungkapnya.

Tradisi bubur Banjar Samin yang sudah berlangsung sejak 30 tahun ini, sekarang sudah menjadi salah satu destinasi wisata religi Ramadhan di Kota Solo

"Sekarang tradisi bubur Banjar Samin ini sudah menjadi salah satu destinasi wisata religi ramadhan di Solo. Ini akan terus diadakan," pungkasnya.

Kontributor : Ari Welianto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini