SuaraSurakarta.id - Kabupaten Wonogiri memiliki beragam makanan khas yang kelezatannya terkenal seantero nusantara.
Kuliner khas Kota Gaplek yang masih bertahan hingga saat ini yakni pindang kambing, yang menjadi menu favorit khususnya bagi orang perantauan maupun cocok untuk buka puasa di bulan Ramadhan.
Salah satunya pindang kambing milik Mbah Sinem (76) yang terletak di Dusun Sambirejo, Desa Ngadirojo RT001/RW009, Wonogiri ini. Warung itu tak pernah sepi pembeli, baik yang dimakan di tempat maupun dibungkus.
"Saya sudah menggeluti usaha pindang kambing sejak 1988," ungkap Mbah Sinem mengawali perbincangan dengan Suarasurakarta.id dan awak media, Sabtu (2/4/2022).
Baca Juga:Anda Hamil Namun Ingin Berpuasa? Ini Lho Persiapan yang Harus Dilakukan
Dia memaparkan, kuliner itu berbahan dasar tepung tapioka atau tepung gaplek dan kikil kambing. Selain itu, pindang kambing berbentuk bubur yang dicampur dengan kikil kambing dan tulang kambing yang dipotong kecil-kecil.
Sedangkan bahan yang lain sebagai bumbu penyedap berupa ketumbar, laos, bawang putih, kemiri, daun salam, dan garam sehingga powerfull rempah-rempah.
Namun demikian, Mbah Sinem menambahkan pindang kambing buatannya dengan olahan jerohan kambing ini, memang sering dipesan para pelanggannya.
"Saya mulai memasak sekitar pukul 12.00 WIB. Pindang kambing dan olahan jerohan kambing dimasak terpisah, dan matangnya sekitar pukul 15.00 WIB," paparnya.
Mbah Sinem memaparkan, untuk menjaga cita rasa, semua bahan tersebut dimasak dengan menggunakan kayu bakar. Kemudian juga bungkus pindangnya harus menggunakan daun jati.
Baca Juga:Jelang Puasa, Ini 5 Tips Bagi Generasi Milenial Sambut Ramadhan dengan Suka Cita
Dia mengaku enggan menggunakan kertas minyak maupun daun pisang sebagai pembungkus, karena bisa merubah aroma rasa pada pindang kambing buatannya.
"Isinya itu ya kaki kambing tulang kambing dan jerohan kambing, babat iso. Sehari kita bisa memasak 10 kilogram. Porsinya banyak, sebungkus harga Rp5 ribu rupiah," tuturnya.
Luar Kota
Mbah Sinem menambahkan, para pelanggan tidak hanya berasal dari Wonogiri, melainkan juga luar kota mulai Solo, Karanganyar, Semarang, Yogyakarta, Surabaya hingga Jakarta.
Selain itu, dia juga mengungkapkan banyak pembelinya yang memilih dagingnya saja. "Rata rata para pembeli minimal membeli tiga bungkus, untuk dibawa pulang," ujar dia.
Sementara Joani, pembeli asal Solo mengaku mengetahui pindang kambing Mbah Sinem ini dari saudaranya yang berada di Wonogiri.
"Katanya ada pindang kambing yang enak, akhirnya saya datang ke sini. Dengan Rp5 ribu, kita dapat jenang dari gaplek plus jeroan kambing. Kalau dari segi rasa gurih, jerohan kambingnya kayak manis dibacem. Baru pertama kali ini dan enak," jelasnya.
Kontributor : Budi Kusumo