SuaraSurakarta.id - Pura Mangkunegaran Surakarta menggelar upacara adat wilujengan ruwahan, Kamis (17/3/2022) malam.
Upacara adat yang digelar menjelang bulan Ramadan ini dipimpin oleh KGPAA Mangkunegara X. Ini merupakan upacara adat pertama KGPAA Mangkunegara X di Pura Mangkunegaran setelah dijumenengkan atau dikukuhkan, Sabtu (13/3/2022).
Pantauan di lapangan, acara yang digelar di Pendapi Ageng dimulai sekitar pukul 19.00 WIB. Di Pendapi Ageng sudah ada sejumlah abdi dalem, terdapat juga ambengan atau nasi yang ditempatkan dalam tampah disertai lauk pauk lengkap.
Acara sendiri diikuti oleh ratusan orang dari para keluarga dan kerabat Mangkunegaran, abdi dalem dan masyarakat di sekitar Pura Mangkunegaran.
Baca Juga:Keraton Kasunanan Surakarta dan Mangkunegaran Diajak Bawa Solo Menuju Kota Berbudaya Modern
Dengan mengenakan beskap lengkap warna hitam, KGPAA Mangkunegara X keluar dari Dalem Ageng menuju Pendapi Ageng. Di Pendapi Ageng duduk kursi kecil menghadap selatan.
Pembacaan dzikir dan tahlil bersama pun dilakukan untuk mendoakan para leluhur Pura Mangkunegaran yang sudah meninggal.
Usai dzikir dan tahlil, seorang abdi dalem menyerahkan simbolis kembang kepada KGPAA Mangkunegara X. Kemudian diserahkan kepada Wedana Satriyo KRMT Lilik Priarso Tirtodiningrat, yang selanjutnya diserahkan kepada utusan ke makam-makan Mataram dan Punggawa Baku.
Selesai wilujengan ruwahan, KGPAA Mangkunegara X selanjutnya mendatangi para tamu dan bersalaman. Mereka pun tak segan minta foto bersama.
"Wilujengan ruwahan di Pura Mangkunegaran ini adalah untuk ziarah setiap bulan ruwah. Itu ke para leluhur Mangkunegaran dan makam-makam Mataram," terang Wedana Satriyo Pura Mangkunegaran KRMT Lilik Priarso Tirtodiningrat saat ditemui disela-sela acara, Kamis (17/4/2022).
Selain itu juga ke punggawa baku atau pasukan Pangeran Sambernyawa. Jadi sampai ke Imogiri, Kota Gede, Magelang, Kedu, hingga Wonogiri.
"Itu bisa berhari-hari. Jadi ada utusan-utusan yang ke makam-makam para leluhur," sambungnya.
Menurutnya, tidak ada doa khusus dalam dzikir dan tahlil. Hanya tahlil biasa dengan menyebutkan nama-nama Mangkunegara I hingga Mangkunegara IX, punggawa baku serta kerabat yang lain.
"Tidak ada doa khusus. Hanya tahlil biasa," tandas dia.
Tidak ada amanah khusus dari KGPAA Mangkunegara X. Beliau hanya minta ini disekarkan.
"Cuma merintahkan saja tadi. Tolong ini disekarke," pungkasnya.
Kontributor : Ari Welianto