Waduh! Jika Anak Menderita Stunting, Ternyata Bisa Memunculkan Masalah Baru di Masa Depan

Stuntingatau kerdil, kondisi gagal tumbuh pada anak di bawah dua tahun akibat kekurangan gizi pada waktu lama, memiliki bahaya jangka panjang bagi masa depan buah hati

Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 18 Februari 2022 | 06:30 WIB
Waduh! Jika Anak Menderita Stunting, Ternyata Bisa Memunculkan Masalah Baru di Masa Depan
Ilustrasi stunting pada anak. Stunting atau kerdil, kondisi gagal tumbuh pada anak di bawah dua tahun akibat kekurangan gizi pada waktu lama, memiliki bahaya jangka panjang bagi masa depan buah hati. [Istimewa]

SuaraSurakarta.id - Stunting atau kerdil, kondisi gagal tumbuh pada anak di bawah dua tahun akibat kekurangan gizi pada waktu lama, memiliki bahaya jangka panjang bagi masa depan buah hati.

"Stunting dapat memperlambat perkembangan otak, membuat keterbelakangan mental hingga rendahnya kemampuan belajar," kata Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, SpA(K) dikutip dari ANTARA, Kamis (17/2/2022).

Dampak lain stunting pada anak di antaranya adalah menjadi lebih mudah sakit, kemampuan kognitif berkurang, postur tubuh tak maksimal saat dewasa, fungsi tubuh tidak seimbang dan ketika tua berisiko terserang penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi hingga obesitas.

Selain disebabkan kurang gizi kronis dalam waktu lama, asupan makanan kurang protein dan infeksi kronis, stunting bisa terjadi karena pertumbuhan dalam kandungan yang terhambat saat ibu sedang hamil, juga stimulasi psikososial yang tak memadai.

Baca Juga:Target Turunkan Stunting Hingga 14 Persen di Tahun 2024, Apakah Bisa Dicapai? Ini Kata Kemenko PMK

Rini menuturkan, pencegahan stunting dapat dimulai sejak hamil dengan memperhatikan kesehatan dan asupan nutrisi. Selanjutnya, berikan ASI eksklusif kepada anak, berikan makanan pendamping ASI tepat waktu dan perhatikan asupan bahan makanan sumber protein, termasuk susu.

"Di atas setahun, makanan keluarga yang utama, susu sebagai pelengkap," katanya, menambahkan sehari anak bisa minum hingga 500 ml susu.

Pola makan yang sehat ini juga penting saat anak terinfeksi COVID-19. Dia menjelaskan, COVID-19 adalah infeksi akut seperti virus flu hanya berbeda varian. Ketika kondisi anak telah membaik, nafsu makan anak juga harus segera diperbaiki agar asupan nutrisi kembali terjaga.

Kemudian, perhatikan kebersihan anak dan lingkungan serta pantau tumbuh kembang anak secara berkala.

Bila anak lebih pendek dari teman-temannya, orangtua dapat mengecek parameter berat badan dan tinggi badan terhadap umur yang ada di Buku Kesehatan Ibu dan Anak untuk memastikan anak tumbuh seperti seharusnya. Sebab, anak stunting sudah pasti pendek, tapi anak pendek belum tentu stunting.

Baca Juga:Atasi Persoalan Stunting, Hendi Minta Dukungan Tim Penggerak PKK Kota Semarang

"Dari awal konsepsi sampai 18 tahun harus benar-benar dikawal untuk pencegahan stunting," kata Rini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak