SuaraSurakarta.id - Dua tokoh Kota Solo masuk dalam survei di Jateng untuk Gubernur Jawa Tengah, yakni Gibran Rakabuming Raka dan FX Hadi Rudyatmo.
Bahkan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka ada diperingkat pertama dengan 34,8 persen. Diperingkat kedua ada Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maemun dengan 9,3 persen, sedangkan diperingkat ketiga Wali Kota Semarang, Hendrar Priyadi dengan 6,3 persen.
Sementara FX Hadi Rudyatmo yang merupakan mantan Wali Kota Solo ada diperingkat enam dengan 3,1 persen.
Ketua DPC PDI Perjuangan, FX Hadi Rudyatmo mengatakan jika survei itu merupakan penilaian dari seseorang dalam memimpin sebuah lembaga survei.
Baca Juga:Isu Maju Pilgub DKI Jakarta, Sekjen PDIP Minta Gibran Fokus Urus Solo
Dalam lembaga survei tersebut, Gibran mampu memimpin Kota Solo dan Jawa Tengah.
"Itu hal yang biasa dilakukan oleh lembaga survei," ujar Rudy saat ditemui disela-sela peringatan HUT PDI Perjuangan ke 49 di Pucangsawit, Jebres, Senin (10/1/2022).
Hasil survei tersebut, lanjut dia, salah satu sarana untuk dijadikan pertimbangan bagi partai politik.
Rudy menegaskan, kalau memang ingin maju ke Jateng atau daerah lain mesti harus menunggu rekomendasi dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri.
"Ada rekomendasi kita siap mendukung dan melaksanakan rekomendasi tersebut. Kalau saya masuk di survei biarin saja, tidak apa-apa," paparnya.
Baca Juga:Soal Gibran dan Risma di Pilkada DKI, Pengamat Beberkan Hal Ini
Menurutnya, sebagai seorang pemimpin harus mempunyai prinsip sikap dan komitmen tentang tiga "nga".
Yang pertama, pemimpin harus ngayomi, kedua pemimpin harus bisa ngayemi. Untuk yang ketiga, pemimpin harus bisa ngayani.
"Artinya bisa melindungi, membuat suasana tentram dan bisa memperkaya. Memperkaya itu tidak harus materi tapi bisa ilmu, silahturahmi, komunikasi, atau koordinasi. Jadi bukan memperkaya diri sendiri," tandas dia.
Rudy pun menilai secara objektif, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo memiliki sikap ngayomi, ngayemi, dan ngayani.
Diakui, jika Ganjar juga punya prinsip, sikap, dan komitmen terhadap rakyat dan partai. Komitmen bukan memberikan materi, tapi menyejahterakan rakyat.
"Saya tahunya Jateng, kalau daerah lain tidak tahu. Untuk menggantikan Pak Ganjar di Jateng siapa saja boleh, tapi harus dengan syarat tiga "nga" tadi," sambungnya.
Ia pun enggan menjelaskan siapa yang cocok menggantikan Ganjar Pranowo di Jateng. Untuk masalah itu ketua umum yang punya hak prerogatif, tidak mau mendahului.
"Kalau untuk menerima dan menyampaikan aspirasi ke ketua umum, saya berani," pungkas dia.
Kontributor : Ari Welianto