Keren! Transaksi Cashless di Pasar Tradisional Solo Raih Rekor MURI

Ribuan pedagang tradisional yang melakukan digitalisasi transaksi program dari Pemerintah Kota (Pemkot) yang menggandeng PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

Ronald Seger Prabowo
Sabtu, 27 November 2021 | 09:00 WIB
Keren! Transaksi Cashless di Pasar Tradisional Solo Raih Rekor MURI
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka saat mencoba melakukan transaksi cashless. [Suara.com/Ari Welianto]

SuaraSurakarta.id - Digitalisasi transaksi di pasar tradisional di Kota Solo mendapat penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). 

Pasalnya ada ribuan pedagang tradisional yang melakukan digitalisasi transaksi program dari Pemerintah Kota (Pemkot) yang menggandeng PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

Dalam catatan MURI, ada 1.046 pedagang yang memakai digitalisasi transaksi dalam hal ini memakai Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) secara cashless atau nontunai. 

Piagam penghargaan tersebut diserahkan perwakilan MURI Ari Andriani langsung kepada Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka dan Direktur Layanan dan Jaringan BNI Ronny Venir, di sela-sela penandatangan nota kesepahaman (MoU) pengembangan smart city (kota pintar) di Pendapi Gede Balai Kota, Jumat (26/11/2021).

Baca Juga:Waduh! Ada Bantuan Rumah Tidak Layak Huni Salah Sasaran di Kota Solo, Buat Bangun Lantai 2

"Saya sampaikan bahwa digitalisasi transaksi pasar tradisional kepada pedagang terbanyak ada 1.046 pedagang resmi tercatat di MURI," ujar perwakilan MURI, Ari Andriani, Jumat (26/11/2021). 

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menyambut baik adanya program digitalisasi transaksi di pasar tradisional. Apalagi ada dukungan dari BNI yang mendukung dengan program ini. 

"Kami mendorong pedagang dan pembeli bisa melakukan transaksi pembayaran secara cashless atau nontunai," terang Gibran. 

Menurutnya, saat ini digitalisasi sudah perkembang dan mau tidak mau pedagang harus bisa mengikuti. Nanti ada edukasi ke pedagang dan pembeli, ini memang butuh waktu. 

Diakuinya, belum terbiasanya pedagang dan pembeli dengan transaksi digital menjadi tantangan bagi pengembangan smart city di Solo. 

Baca Juga:7 Siswa SD di Solo Positif Covid-19, Gibran Ungkap Orang Tua Tolak Isolasi Terpusat

"Kita arahnya kesana. Semua pihak harus bersabar dan ini memang butuh waktu untuk edukasi dan sosialisasi, untuk menargetkan program digitalisasi maupun smart city di Kota Solo bisa terwujud sebelum perhelatan G20 di Indonesia," ungkap dia.

Saat ini, pemkot berkonsentrasi di bidang ekonomi dalam mengembangkan konsep smart city. Ini sejalan dengan prioritas Pemkot dalam mempercepat pemulihan ekonomi yang terpuruk karena pandemi Covid-19. 

Saat ini ada 15 pasar dari total 44 pasar tradisional di Kota Solo yang sudah menerapkan sistem transaksi digital. Program ini akan diperluas di seluruh pasar tradisional, tapi secara bertahap. 

Sementara itu, Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati.mengatakan  konsep Smart City menjadi salah satu pembahasan hangat dalam berbagai forum internasional seperti Forum G20 Bidang Digital di Agustus 2021.

Konsep Smart City juga mulai dilirik investor, yang terlihat dari keberhasilan Presiden Jokowi dalam mengantongi komitmen Investasi dari beberapa negara termasuk kesepakatan G42. 

"Demi mendukung konsep smart city ini, kami berkomitmen untuk memberikan solusi yang terintegrasi guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik serta meningkatkan kesejahteraan warga," tandasnya.

Dalam kesempatan ini Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mencoba melakukan transaksi secara cashless di sejumlah stand pedagang. Gibran pun membeli batik dan jajanan pasar dengan membayar secara nontunai. 

Kontributor : Ari Welianto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini