SuaraSurakarta.id - Pengganti KGPAA Mangkunegara IX tinggal menunggu waktu saja dan dalam waktu dekat akan segera diumumkan untuk memimpin Pura Mangkunegaran.
Pasalnya, pada Jumat, (19/11/2021) sudah genap 100 hari meninggalnya KGPAA Mangkunegara IX.
Wedhono Satrio Pura Mangkunegaran, KRMT Lilik Priarso Tirto Diningrat mengatakan setelah 100 hari meninggalnya KGPAA Mangkunegara IX akan disampaikan secara resmi mengenai suksesi Pura Mangkunegaran.
"Tapi bukan pemilihan, melainkan hanya kerangka. Mohon bersabar, berilah waktu keluarga internal (inti) dan sederek dalem berbicara, urun rembug bagaimana penaknya," terang dia saat ditemui, Kamis (18/11/2021).
Baca Juga:Bertemu Megawati, Mantan Wali Kota Solo Ini Ditanya Soal Mangkunegaran
Lilik menegaskan, yang jelas tetap pada prinsipnya Pura Mangkunegaran merupakan penerus dari Kerajaan Mataram. Jadi harus patrilineal, jalur laki-laki dan kalau ada putra laki-laki dari permaisuri atau prameswari dalem, ya harus itu.
"Kenapa mesti harus putra dari prameswari dalem. Di sini bisa dikupas dan bisa dilihat dalam serat paliatmo," katanya.
Jika berkaca demikian, putra dari prameswari dalem merujuk kepada GPH Bhre Cakrahutomo.
Lilik mengatakan, kerangka ini sudah ada sejak dulu dan sudah turun temurun. Kalau ada yang bilang Pura Mangkunegaran tidak ada aturan baku, maka itu bukan orang Jawa.
"Orang Jawa itu punya paugeran resmi. Pangeran Sambernyawa itu berjuang sampai mendapat gelar pahlawan nasional, kalah mempertahankan kemataramannya. Jadi kita harus meneruskan tradisi yang ada di Mataram," ungkap dia.
Baca Juga:Mangkunegaran Tak Kunjung Punya Raja Baru, HKMN: 100 Hari Saja Belum!
Kenapa harus laki-laki dan di Mataram Islam sudah dijelaskan. Laki-laki harus didahulukan, karena merupakan imam.
"Jadi nanti tidak menunjuk personal, biar keluarga yang bicara. To, meskipun nanti urutannya seperti itu, tapi keluarga diajak rembukan, bukan pemilihan," sambung dia.
Adanya masukan mengenai suksesi Mangkunegaran dari berbagai pihak tidak menanggapi. Karena selama ini Pura Mangkunegaran memakai paugeran yang sudah ada.
"Bahwa sejak 7 hari, atau 40 hari, kalau belum 100 hari tidak berani membicarakan itu. Kapasitas untuk bicara suksesi ada di keluarga inti, kita hanya memberi tahu adanya kerangka atau sejarah begini dan siap memfasilitasi," paparnya.
Lilik menambahkan, hanya menunggu dawuh dari keluarga inti soal suksesi dan bukan wewenangnya.
"Dawuhnya itu, saya juga tidak akan dari beberapa pintu tapi dari penerusnya. Saya bilang di Mangkunegaran itu, Mangkunegara IX tidak ada kekosongan masih ada gusti putri, kita masih berjalan dengan paugeran yang ada," tandas dia.
Kontributor : Ari Welianto