SuaraSurakarta.id - Kompetisi sepak bola Liga 1 dan Liga 2 baru saja bergulir. Namun sayang, kompetisi yang dinanti-nanti harus dinodai dengan munculnya dugaan skandal pengaturan skor.
Dugaan itu menyeruak seiring pelaporan manajemen Perserang kepada Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Hal itu tentu saja mencoreng berjalannya kompetisi liga 2.
Menyadur dari Solopos.com, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka pun akhirnya mau berkomentar soal skandal pengaturan skor di liga 2.
“Aja takon aku noh, tim liya kok [Jangan tanya saya dong, tim lain kok]. Ini saya serahkan ke Pak Ketua PSSI aja, saya ora melu-melu [saya tidak ikut-ikutan],” ujarnya seusai menghadiri penutupan Solo Great Sale (SGS) 2021 di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo, Minggu (31/10/2021).
Baca Juga:Disebut Mobil Dinas Berplat AD yang Halangi Ambulans dari Pemkot Solo, Ini Jawaban Gibran
Menurut Gibran kasus itu menjadi kewenangan dari PSSI. Sebagaimana diketahui, Solo menjadi tuan rumah penyelenggaraan kompetisi sepak bola Liga 2 tepatnya di Stadion Manahan.
Mengenai harapannya terhadap berjalannya laga Liga 2 secara keseluruhan, Gibran juga hanya memberikan tanggapan singkat.
“Ya jangan ada lagi lah [pengaturan skor pertandingan], perlu reformasi di persepakbolaan kita,” ungkapnya.
Sebagai informasi, Perserang mencopot secara tidak hormat lima pemain dan seorang pelatih yang diduga terlibat skandal pengaturan skor pertandingan Liga 2 itu.
Indikasi Pengaturan Skor
Baca Juga:Putaran Kedua Liga 2 Tetap Tanpa Penonton, Panpel Wajib Vaksin dan Swab di Semua Laga
Manajer Perserang, Babay Karnawi, pada Kamis (28/10/2021), menjelaskan pelaporan kepada PSSI meminta Badan Yudisial PSSI menindak tegas seluruh pihak yang terlibat dalam upaya atau skandal pengaturan skor tersebut.
Indikasi pengaturan skor ditemukan dalam beberapa laga yang dilakoni Perserang. Diduga ada pihak luar yang mengajak beberapa pemain Perserang melakukan pengaturan skor pertandingan saat laga melawan RANS Cilegon FC, Persekat Tegal, serta Badak Lampung FC.
Tindakan tegas telah diberlakukan kepada lima pemain Perserang, masing-masing berinisial EDS, FE, EJ, AS, dan AIH. Sedangkan pelatih kepala Perserang yang juga mendapat tindakan tegas berinisial PW.
Tindakan tegas diambil mendasarkan bukti berupa pengakuan para pemain dan pelatih. Mereka diberhentikan secara tidak hormat dari Perserang.
“Sebagai anggota, kami melaporkan agar PSSI melindungi klub, pemain, pelatih, dan ofisial Liga 2 dari praktik seperti ini. Tentunya dengan memperketat pengawasan dalam yurisdiksi sepak bola di Liga 2,” terang Babay.