Nasib Miris Dalang Hingga Pesinden Akibat PPKM: Pilih Gantungkan Wayang dan Kebaya

Para dalang itu adalah Ki Subarno, Ki Joko Sunarno, dan Ki Joko Sartono. Semuanya merupakan dalang papan atas asal Kota Susu.

Ronald Seger Prabowo
Minggu, 22 Agustus 2021 | 12:58 WIB
Nasib Miris Dalang Hingga Pesinden Akibat PPKM: Pilih Gantungkan Wayang dan Kebaya
Sejumlah dalang asal Kabupaten Boyolali datang ke Solo dengan tujuan menjual wayang yang selama ini dimainkan dalam pagelaran wayang kulit. [Suara.com/Budi Kusumo]

SuaraSurakarta.id - Sejumlah dalang asal Kabupaten Boyolali datang ke Solo dengan tujuan menjual wayang yang selama ini dimainkan dalam pagelaran wayang kulit. 

Para dalang itu adalah Ki Subarno, Ki Joko Sunarno, dan Ki Joko Sartono. Semuanya merupakan dalang papan atas asal Kota Susu.

Tak hanya itu, mereka juga mengajak seorang dalang kondang asal Yogyakarta yakni Ki Bambang Wiji Nugroho. 

Para dalang tersebut terpaksa menjual wayang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Hal itu lantaran adanya penerapan PPKM yang membuat mereka tidak bisa pentas lagi. 

Baca Juga:Dalang Pantang Melajang, Kisah Ki Manteb 8 Kali Menikah Tanpa Poligami

Ki Bambang Wiji Nugroho menyampaikan, para dalang ini selama dua tahun terakhir tidak mendapat izin untuk pentas. 

"Karena kita seniman-seniman sudah dua tahun ini tidak mendapatkan izin untuk pentas. Sedangkan kami mau usaha lain sudah sangat sulit," ucapnya saat ditemui di Jalan Basuki Rahmat Solo, Sabtu (21/8/2021). 

Dia mengaku, kesulitan bila beralih profesi lain, misalnya berjualan atau wirausaha. 

"Untuk yang sudah profesional (wirausahawan,) ini sekarang kan sulit juga. Apalagi kita seniman mau pindah profesi," terangnya. 

Adik dari almarhum dalang kondang Ki Seno Nugroho itu menyebut, dengan terpaksa dia bersama dalang lain menjual wayang. 

Baca Juga:Dijuluki Dalang Ruwat, Ini Kisah Ki Manteb Sudarsono yang Menikahi 8 Wanita

"Terpaksa kami harus menjual wayang atau apapun yang bisa kami jual untuk menyambung hidup saja. Karena memang sangat sulit untuk saat ini," ungkapnya. 

Selain menjual sejumlah wayang kulitnya, mereka juga melelang sejumlah properti pesinden. Masing-masing dirinya jual dengan harga antara Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta.

Sebelumnya, mereka mendatangi Pasar Triwindu, namun karena tak mendapatkan izin akhirnya pindah ke Pasar Klithikan Notoharjo. 

Salah satu yang ikut rombongan, Lorsa mengungkapkan, dirinya diberi wayang oleh dalang Ki Gondho Wartoyo.

"Ini saya diberi wayang oleh dalang Wartoyo. Berhubung tidak bisa menggunakan ya saya jual untuk beli beras," jelasnya. 

Dia menawarkan tokoh wayang kulit tokoh Sengkuni dengan harga Rp 500 ribu kepada pengunjung maupun pedagang di Pasar Klithikan. 

"Monggo (silahkan) limangatus (Rp 500 ribu), mangga seng kerso (siapa yang mau)," ucapnya.

Kontributor : Budi Kusumo

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini