SuaraSurakarta.id - Tidak hanya wisata sejarah dan budaya, Solo juga banyak disambangi para wisatawan karena kekayaan kulinernya. Beragam sajian makanan maupun minum khas Solo ini siap memanjakan lidah para petualang rasa.
Mulai dari berkuah hingga kering, berat hingga ringan. Berbagai macam kuliner khas Solo berpotensi bikin lidah kamu bergoyang dan ketagihan.
Jadi, jangan sampai menyesal ketika berkunjung ke Solo untuk menyempatkan berburu kuliner di Kota Budaya ini. Berikut kami rangkum dari channel youtube Faeyza_Ihsan 76 tentang 8 kuliner khas Kota Solo sebagai berikut:
1. Nasi Liwet
Baca Juga:Pulang dari Solo dengan Tangan Kosong, Persib Bandung Fokus Tatap Liga 1
Nasi liwet adalah makanan khas Solo yang paling terkenal diantara macam-macam kuliner lainnya. Hidangan tradisional ini terdiri dari nasi yang disajikan dengan sayuran, jipang, daging ayam, telur, santan kental, kemud, opor yang diletakkan diatas daun pisang.
Uniknya daun pisang sebagai tempat nasi liwet ini sedikit ditekuk dan diselipkan lidi supaya bentuk seperti kerucut. Makanan khas ini sudah banyak tersebar diseluruh penjuru Kota Solo.
2. Selat Solo
Kuliner satu ini pernah disajikan kepada Raja Salman ketika berkunjung ke Indonesia. Makanan khas Solo ini terdiri dari irisan daging menyerupai steek, telur, potongan buncis, wortel dan kentang yang disiram kuah semur.
Adapun kata selat ini konon berasal dari kolonial Hindia Belanda, orang-orang Eropa membawa bahan-bahan makanan dan berbagai cara memasak khas Eropa.
Dahulu, nama Selat Solo diyakini berasal dari kata "selat" yang berarti "salad", dan bistik dari kata "biefstuk" atau "steak".
Baca Juga:Piala Wali Kota Solo Ditunda Karena Covid-19 Melonjak, Bagaimana Liga 1 dan 2?
Makanan-makanan seperti roti, keju, dan daging yang dimasak setengah matang menjadi makanan masyarakat kelas atas. Namun bukan makanan yang bisa diterima dengan mudah oleh lidah orang Indonesia. Sehingga muncullah modifikasi dari makanan tersebut.
3. Timlo
Kuliner berikutnya adalah timlo, makan khas satu ini berisi sajian daging ayam, ati ampela, sosis goreng, serta telur pindang. Sosis goreng disini bukan sosis biasa yang terbuat dari daging sapi. Melainkan berupa balutan lumpia yang dilipat seperti martabak yang digoreng.
4. Tengkleng
Kuliner selanjutnya adalah tengkleng. Berisi olahan tulang belulang kepala kambing dengan sedikit daging yang menebal. Biasanya juga pada kuliner satu ini ditambahkan jeroan kambing. Adapun kuahnya kental mirip dengan gulai.
Rasanya sedikit asin dengan campuran sensasi gurih dan pedas. Sehingga membuat siapa saja yang mencoba kuliner satu ini akan ketagihan terus.
5. Serabi Notosuman
Jajanan khas Solo ini wajib kamu coba, karena serabi notosuman berbahan dasar tepung besar, gula, garam dan daun pandan. Teksturnya kenyal namun rasanya sangat legit.
Sesuai namanya serabi ini berkembang dan besar di daerah notusuman sejak 1986. Hingga sampai saat ini jajanan tersebut masih eksis menemani kalangan pencinta kuliner.
6. Tahu Kupat
Kuliner khas Solo selanjutnya adalah Tahu Kupat. Makanan yang terdiri dari kupat, mie basah, touge, kecambah, tahu goreng, potongan bakwan dan taburan kacang goreng.
Semua bahan-bahan tersebut disajikan dengan bumbu kecap manis. Sebagai pelengkap biasanya telur dadar maupun kerupuk. Bagi pencinta kuliner pedas, kuliner satu ini cocok disantap dengan menggunakan cabai rawit merah.
7. Sate Buntel
Sate buntel terbuat dari daging kambing cincang berbalut dengan lemak kambing dan kemudian dibakar. Buntel sendiri merupakan kata bahasa jawa yang artinya bungkus. Kuliner satu ini cocok disantap jadi pilihan menu makan siang maupun makan malam bersama keluarga.
8. Soto Gading
Terakhir kuliner khas Solo lainnya yakni soto gading. Berbahan dasar ayam yang disajikan dengan kaldu kental. Rasanya dijamin akan memanjakan lidah.
Terlebih kelezatan kuliner satu ini sudah tersohor hingga menjadi makan favorit beberapa presiden Indonesia. Seluruh orang yang pernah memimpin republik ini kecuali Soekarno, Soeharto, B.J. Habibie tercatat pernah mencicipi lezatnya soto gading.
Kontributor : Fitroh Nurikhsan