SuaraSurakarta.id - Relawan pemakaman jenazah Covid-19 jarang diperhatikan masyarakat. Padahal mereka adalah orang-orang yang beresiko terpapar virus Corona.
Di Kabuparen Klaten terdapat julukan unik bagi petugas pemakaman jenazah Covid-19. Yaitu Tim Kubur Cepat Kamboja Klaten.
Dilansir dari Solopos.com, penamaan tim kubur cepat jenazah Covid-19 di Klaten sengaja menggunakan kamboja karena tanaman/bunga tersebut biasa ditemukan di setiap tempat permakaman umum (TPU).
Hal itu diungkapkan oleh Koordinator Tim Kubur Cepat Kamboja Klaten sekaligus Wakil Komandan Bidang Organisasi Search and Rescue (SAR) Klaten, Sasongko Agung Wibowo, saat ditemui wartawan di Markas SAR Klaten, Sabtu (26/6/2021).
Baca Juga:Angka Kematian Naik, Pesan Sopir Ambulans ke Warga: Jangan Takabur, COVID-19 Itu Ada
Untuk diketahui, bunga kamboja sering disebut juga bunga semboja. Tanaman kamboja sendiri tergolong tumbuhan dalam marga plumeria. Bunga kamboja memiliki aroma harum yang khas. Mahkota kamboja berwarna putih hingga merah keunguan.
"Ya, nama tim ini ada kambojanya. Soalnya, kamboja memang sering ditemukan di makam-makam," kata dia.
Sasongko mengatakan jumlah personel Tim Kubur Cepat Kamboja Klaten mencapai 300 orang-400 orang. Jumlah itu tersebar di 26 kecamatan di Kabupaten Bersinar.
Hingga sekarang, keanggotaan tim kubur cepat juga sudah menyasar ke sukarelawan di tingkat desa.
"Sukarelawan desa dikerahkan juga untuk mendukung tim ini. Kalau latar belakang yang masuk tim di sini bermacam-macam. Ada yang dari tukang becak, pedagang di angkringan, buruh bangunan, buruh pabrik, aparatur sipil negara (ASN), anggota TNI/Polri," katanya.
Baca Juga:Cerita Sopir Ambulans Jadi Garda Terakhir COVID-19: Gak Ada Sukanya, Duka Semua
Tren Pemakaman Stabil Tinggi
Sasongko Agung Wibowo mengatakan tren pemakaman jenazah dengan protokol Covid-19 di Kabupaten Bersinar cenderung stabil tinggi dalam satu pekan terakhir.
Angka kematian tertinggi tersebar di beberapa kecamatan di Klaten, seperti di Prambanan, Ceper, Delanggu, Wonosari, dan Juwiring. Rata-rata, warga yang meninggal dunia karena memiliki penyakit penyerta alias komorbid.
"Setiap sukarelawan menjalankan tugas pemakaman sekali dalam sehari. Ini terkait dengan keamanan/keselamatan juga. Peran setiap sukarelawan ini berbeda-beda, mulai dari driver, perintis, eksekutor," katanya.
Koordinator Penanganan Kesehatan Satgas PP Covid-19 Klaten, Cahyono Widodo, mengatakan jumlah kasus Covid-19 dan angka kematian karena virus corona di Klaten masih terus bertambah hingga Minggu (27/6/2021).
Selain bertambah hingga 489 kasus baru, di Klaten juga terdapat penambahan 15 kasus kematian. Sedangkan, pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh mencapai 38 orang.
Sebanyak 15 warga yang meninggal dunia karena virus corona berasal dari beberapa kecamatan di Klaten. Masing-masing berasal dari Cawas (tiga orang), Ceper (tiga orang), Delanggu (satu orang), Kalikotes (satu orang), Karangnongko (satu orang), Ngawen (satu orang), Bayat (satu orang), Kebonarum (satu orang), Prambanan (satu orang), Wedi (dua orang).
"Jumlah kumulatif Covid-19 di Klaten menjadi 13.214 kasus. Sebanyak 2.975 orang menjalani perawatan/isolasi mandiri. Sebanyak 9.485 orang dinyatakan sembuh. Sebanyak 754 orang telah meninggal dunia," katanya.