SuaraSurakarta.id - Kasus Covid-19 terus meluas dan menelan korban jiwa. Seperti di Sukoharjo, seorang pasutri meninggal dunia usai terkonfirmasi positif Covid-19.
Dilansir dari Solopos.com, pasutri itu merupakan warga RT 002/RW008 Desa Purbayan, Baki, Sukoharjo. Mereka meninggal dunia setelah terkonfirmasi positif Covid-19 dari klaster rewangan pesta akikahan warga setempat.
Usai dinyatakan positif Covid-19, mereka meninggal dunia hanya berselang satu hari. Sang suami meninggal pada 16 Juni sedangkan istrinya menyusul pada 17 Juni.
Ketua Satgas Covid-19 Kecamatan Baki Roni Wicaksono mengatakan prosesi pemakaman pasangan suami istri tersebut menggunakan protokol kesehatan.
Baca Juga:Bikin Merinding! Kerangka Mayat Ditemukan di Hutan Gunung Pegat Sukoharjo
Jenazah tidak disemayamkan di rumah, hanya dilewatkan saat menuju permakaman. “Dari kasus ini, kami memutuskan me-lockdown RT itu,” katanya di Sukoharjo, Rabu (23/6/2021).
Klaster Rewangan
Roni mengatakan klaster rewangan perayaan akikahan di Purbayan, Sukoharjo, ini berawal saat salah satu warga lingkungan setempat menggelar akikahan pada 29 Mei. Warga tersebut menyerahkan acara akikahan ke tetangga yang juga berjualan satai kambing.
Kambing dimasak bersama-sama di rumah penjual satai dengan warga lain. Sementara di malam harinya, warga menggelar acara makan-makan bersama satu lingkungan RT setempat.
“Nah tanggal 8 Juni ada warga yang opname di rumah sakit dua orang dengan hasil swab PCR positif. Selanjutnya 9 Juni, bidan dan Satgas Covid-19 tingkat desa melakukan tracing,” jelasnya.
Baca Juga:Duh! Rakor Satgas Covid-19 Sukoharjo Diduga Menjadi Klaster Penularan Virus
Diawali Dari Warga Mengeluh Sakit
Dari hasil tracing, Satgas Covid-19 menemukan warga di lingkungan tersebut mengeluh sakit yang sama, yakni batuk, pilek, demam, sakit tenggorokan hingga mual muntah. Kemudian 20 warga dari klaster rewangan akikahan menjalani tes swab di Puskesmas Baki, Sukoharjo, ada pula swab mandiri.
Hasilnya 13 warga positif hasil swab antigen dan tujuh orang dilanjut PCR. “Setelah dua warga opname, tambah tiga lagi yang dirawat di rumah sakit. Dua orang yang dirawat yakni pasangan suami istri meninggal dunia,” tuturnya.
Sebanyak 13 warga dari total delapan keluarga menjalani isolasi mandiri. Selain itu ada 11 warga yang terpapar corona dari klaster rewangan akikahan telah sembuh.
Kini, tinggal dua warga setempat yang masih menjalani isolasi mandiri. Batas waktu isolasi mandiri kedua warga tersebut selesai pada Senin (28/6/2021).
“Tujuh keluarga dengan total 11 orang sudah sembuh per 22 Juni kemarin. Satu keluarga terdiri dua orang masih isolasi mandiri sampai 28 Juni nanti,” katanya.