Penghapusan Degradasi, Pasoepati: Tidak Menarik, kompetisi atau Tarkam?

Penghapusan degradasi mendapat penolakan, sebab kompetisi akan tidak menarik karena mengurangi persaingan

Budi Arista Romadhoni
Selasa, 11 Mei 2021 | 07:15 WIB
Penghapusan Degradasi, Pasoepati: Tidak Menarik, kompetisi atau Tarkam?
Presiden Pasoepati Maryadi Gondrong (kiri) menolak adanya wacana penghapusan degradasi pada liga 1 dan liga 2. (Solopos.com)

SuaraSurakarta.id - Usulan penghapusan degradasi pada kompetisi sepak bola di Indonesia tidak sepenuhnya mendapat dukungan. Sebab, jika itu diterapkan di liga 1 dan liga 2 kompetisi tidak akan berjalan menarik. 

Seperti kelompok suporter pendukung Persis Solo, Pasoepati. Mereka menentang keras wacana penghapusan degradasi pada kompetisi musim 2021. Mereka menilai semangat persaingan yang dijunjung dalam olahraga bakal hilang jika ide tersebut direalisasikan di Liga 1 atau liga 2.

Selain itu Pasoepati khawatir kualitas pertandingan bakal menurun jauh sehingga tak menarik ditonton.

Dilansir dari Solopos.com, Presiden Pasoepati, Maryadi Gondrong, menyayangkan munculnya gagasan kompetisi tanpa degradasi di Liga 1 maupun Liga 2. Menurut Gondrong, liga tanpa degradasi sama saja mengebiri ruh kompetisi.

Baca Juga:Wacana Liga 1 Tanpa Degradasi akan Dibawa ke Kongres PSSI

Dia menilai klub-klub tanpa ambisi juara hanya akan cari aman sehingga berpotensi mengorbankan mutu pertandingan.

“Kompetisi jadi tidak menarik, tidak sehat. Ini kompetisi atau tarkam?” ujar Gondrong, Senin (10/5/2021).

Gondrong mengatakan kompetisi tanpa degradasi juga berpotensi memicu sepak bola “akal-akalan” yang rawan pelanggaran seperti pengaturan skor. Dia mendesak PSSI membuka nama klub yang dikabarkan mendorong penghapusan degradasi agar ada transparansi dalam pengambilan kebijakan ke depan.

“Wacana ini siapa sebenarnya yang membuat, apakah PSSI atau memang klub-klub yang notabene dananya baru seret itu,” ujar Gondrong.

Persis Terdampak

Baca Juga:Bhayangkara Solo FC Nilai Plus Minus Liga 1 Tanpa Degradasi

Tokoh Pasoepati, Aulia Haryo Suryo, mengatakan promosi dan degradasi merupakan satu paket dalam sebuah kompetisi. Rio, sapaan akrabnya, berharap PSSI bisa bijak memutuskan dalam Kongres 29 Mei 2021.

“Baik Liga 1 dan Liga 2 mestinya tetap ada degradasi. Liga tanpa degradasi adalah sebuah kemunduran,” ujar Presiden Pasoepati periode 2018-2020 itu.

Sementara itu tokoh Pasoepati Pasar Kliwon, Yudhi Winarno, menilai PSSI mestinya tak mengambil jalan pintas untuk menyikapi kondisi klub yang tengah terdampak pandemi Covid-19. Alih-alih mengakomodasi usulan kompetisi tanpa degradasi, Yudhi menyebut PSSI mestinya memberikan tambahan subsidi bagi para klub.

“Di masa pandemi praktis pendapatan utama klub hanya dari sponsorship, PSSI perlu menambah bantuan dana. Selain itu PSSI perlu segera memberi kepastian jadwal kompetisi sehingga tim dapat leluasa mencari sponsor.”

Wacana penghapusan degradasi di Liga 1 sendiri berpotensi berdampak pada Persis Solo yang bermain di Liga 2. Jika gagasan itu terealisasi, jatah promosi ke Liga 1 musim depan bakal berkurang dari tiga menjadi dua kursi. Persis sendiri memberi sinyal mengikuti regulasi apapun yang ditetapkan PSSI.

“Kami ikut regulasi saja. Kalau sekarang tinggal dua [jatah promosi], kami justru lebih semangat,” ujar bos Persis, Kevin Nugroho.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak