Rumah Batu Wonogiri: Berawal dari Sapuan Badai, Kini 22 Tahun Ditinggali

Setiap rumah pasti memiliki desain atau model sendiri, sesuai dengan keinginan sang pemilik.

Ronald Seger Prabowo
Jum'at, 26 Maret 2021 | 21:20 WIB
Rumah Batu Wonogiri: Berawal dari Sapuan Badai, Kini 22 Tahun Ditinggali
Omah Watu milik Sutini, warga RT 002/RW 005, Desa Genengharjo, Kecamatan Tirtomoyo, Wonogiri. Foto diambil Kamis (25/3/2021). [Solopos.com/M. Aris Munandar]

SuaraSurakarta.id - Setiap rumah pasti memiliki desain atau model sendiri, sesuai dengan keinginan sang pemilik. Tak sedikit gaya arsitektur unik mampu membuat orang lain berdecak kagum.

Termasuk bangunan unik di Dusun Mujing RT 002/RW 005, Desa Genengharjo, Kecamatan Tirtomoyo, Wonogiri. Di lokasi yang berjarak lebih dari 70 kilometer dari Kota Solo, terdapat rumah batu yang ditinggali sang pemilik.

Adalah Sutini, sosok yang mempunyai rumah unik yang berbentuk seperti batu berukuran besar. Meski rumah itu sangat mirip dengan batu, namun bangunan itu bukan terbuat dari batu asli.

Rumah itu terbuat dari bahan bangunan layaknya rumah pada umumnya. Hanya saja desain rumah dibuat seperti batu berukuran besar seperti yang ada di perbukitan. Adapun luas rumah itu berukuran sembilan meter kali sembilan meter.

Baca Juga:Wah! IKM Rambut Palsu Ternyata Punya Potensi Besar di Sragen

“Awalnya, dulu itu genting atau atap rumah kami tersapu oleh angian. Kemudian suami punya inisitaif membikin rumah tanpa genting. Katanya jelek tidak apa-apa, yang penting beda sama yang lain. Sehingga dibuatlah rumah batu ini,” kata dia di rumahnya, Kamis (25/3/2021) dilansir dari Solopos.com--jaringan Suara,com.

Sutini menceritakan, rumah itu dibangun pada akhir 1997 dan selesai dibangun pada 1999. Insiastif yang membuat rumah seperti batu adalah suaminya. Saat ini suami Sutini bekerja di Sumatra.

Suami Sutini yang sering mengerjakan proyek bangunan berupa taman dan sebagianya, sehingga memiliki modal dasar untuk membuat rumah batu.

“Bahan bangunan rumah ini seperti pada umumnya, ada pasir, besi, semen, batu koral dan lain-lain. Dulu mengerjakannya lama karena bertahap. Kadang disambi bertani dan pekerjaan lain. Biasanya ada enam hingga sepuluh orang yang mengerjakan rumah ini,” kata Sutini.

Anak Sutini yang dulu juga tinggal di rumah batu Wonogiri, Nurwono, mengatakan bentuk Omah Watu itu dari awal dibangun hingga kini belum berubah dan belum pernah direnovasi. Bahkan bahan bangunannya masih asli.

Baca Juga:Innalillahi, 2 Kakek Ditemukan Meninggal Dunia, Kondisinya Memprihatinkan

“Masih kuat ini bangunannya. Daripada beton kuat ini,” kata dia.

Narwono sendiri mengikuti jejak ayahnya. Saat ini bekerja di bidang bangunan. Ia sering membuat taman, patung dan bangunan lainnya.

“Bapak dulu juga iseng buat ini. Katanya jika dibuat seperti ini kalau ada angin atapnya tidak tersapu angin,” ungkap dia.

Menurut dia, sebenarnya bangunan Omah Watu Wonogiri yang saat ini berdiri itu belum jadi. Dulu di bagian luar akan dibikin seperti retakan agar lebih mirip batu. Selain itu masih akan ditambahi bangunan yang menyerupai gua. Namun karena kondisi ekonomi saat itu sulit dan terjadi krisis moneter, rencana itu tertunda hingga sekarang.

“Kalau pagi hari, di dalam rumah ini terasa dingin. Namun ketika sore mulai terasa panas. Sebab pagi itu efek cuaca dingin pada malam, sedangkan sore itu efek cuaca panas pada siang hari. Ini kan bangunanya menyerap panas juga. Dulu sih penginnya ada AC di dalam rumah ini,” kata dia.

Nurwono sendiri tidak menyangka kalau rumah yang ia tempati pada saat kecil dan remaja itu vakal viral. Bahkan dulu teman-temannya tidak tahu kalau rumahnya berbentuk batu.

“Saya gak ingin viral, saya juga tidak pernah upload rumah saya ke media sosial. Kalau pengen viral sebelum 2018 seharusnya juga sudah viral. Kalaupun sekarang banyak warga penasaran dan berkunjung ya silahkan, tidak apa-apa,” kata Nurwono.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak