Profesor Zubairi juga berasumsi kebiasaan menggunakan kendaraan umum juga berpengaruh.
"Bagi dokter dan nakes yang memakai kendaraan umum, juga harus pakai proteksi dobel: masker dan face shield. Karena pada jam sibuk, seperti KRL, ya penuh. Susah untuk berjarak. Ini riskan juga untuk mereka dan masyarakat yang didekatnya," terang Profesor Penyakit Dalam di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu.
Profesor yang berpraktik di RS Kramat 128 itu sangat berharap Indonesia tidak lagi kehilangan para nakes, yang sangat dibutuhkan dalam penanganan pandemi Covid-19.
"Syukurnya ada rencana 4 ribu dokter yang sudah lulus akan diberi izin khusus untuk bantu tangani Covid-19. Tapi masih rencana," ungkapnya.
Baca Juga:Viral Video Tenaga Medis Pijat Pasien Covid-19, Aksinya Bikin Terharu
"Bismillah tambahan tenaga itu terealisasi. Sehingga, sembari melakukan vaksinasi, ada tenaga baru yang membantu, dan ancaman burnout syndrome tidak sampai terjadi," pungkasnya.
Perlu diketahui di Indonesia, upadate Jumat (15/1/2021) pasien terkonfirmasi positif Covid-19 sudah mencapai 858 ribu, pasien sembuh 703 ribu dan meninggal dunia mencapai 24.951.
Kemudian di Jawa Tengah total kasus terkonfirmasi Covid-19 sebanyak 97.059, pasien sembuh 66.078, dan pasien meninggal dunia 4.343.