- Rasino, guru difabel tuna netra Solo, mengajar pedalangan dan karawitan di SMKN 8 sejak 2017, kini berstatus PPPK.
- Ia mengajar dengan memanfaatkan media file digital karena keterbatasan penglihatan, tanpa menggunakan papan tulis konvensional.
- Rasino menjadi satu-satunya guru tuna netra di SMKN 8 Solo dan membimbing siswa inklusi, termasuk empat siswa tuna netra.
Di jurusan pedalangan dan karawitan, Rasino mengajar sesuai ilmu yang dimilik. Di mana hanya titi laras atau vokal terus sama iringan, jadi tidak mengajar yang ranah visualnya.
Meski sebagai penyandang tuna netra, itu tidak menyurutkan nya untuk terus belajar. Bahkan dari kecil sudah didik oleh orang tua untuk tidak pernah memperdulikan hal-hal yang sifatnya meremehkannya.
"Justru itu menjadi cambuk bagi saya ketika diremehkan bisa membuktikan bahwa saya bukan seremeh yang mereka bayangkan. Kalau secara verbal sejauh ini tidak ada yang meremehkan, mungkin cara melihat, memandang atau dibelakang saya, saya tidak tahu ya," sambung bapak dua anak ini.
Rasino penyandang tuna netra itu bawaan dari lahir. Untuk bergelut di dunia karawitan secara akademik sejak kuliah tapi kalau senang karawitan sejak kecil.
"Dulu kalau tuna netra itu lebih dekat dengan media dengar, seperti radio. Sementara kalau di Jateng pada umumnya banyak radio yang menyiarkan klenengan, wayang dan sebagainya," imbuhnya.
"Setelah beranjak remaja, karena merasa bahwa ini budaya musik kita ya gamelan ini. Siapa lagi yang mau memelihara atau melanjutkan kalau nggak kita," lanjut dia.
Untuk keluarga sangat support dan tidak ada masalah. Bahkan bapak itu yang paling support, bapak tidak memperlakukan dirinya sebagai tuna netra.
"Keluarga sangat support, bapak tidak memperlakukan saya sebagai tuna netra. Jadi misalnya, pekerjaan-pekerjaan oleh anak-anak normal itu saya juga diberi tugas, seperti nyuci piring, nyapu dan nyuci baju meski yang ringan-ringan itu sejak kecil sudah dibiasakan seperti itu," jelasnya.
Rasino menambahkan di SMKN 8 Solo mengajar kelas X, XI dan XII. Kalau kelas X mata pelajarannya titi laras sama iringan pakeliran, kelas XI dan XII mata pelajaran miji instrumen pilihan.
Baca Juga: Bejat, Guru Ngaji di Sragen Cabuli Anak di Bawah Umur, Korban Mantan Murid Ngajinya
"Kalau di karawitan saya mengajar kelas XII ada 4 kelas, kelas XI ada 2 kelas. Jadi total saya mengajar 44 jam," ujar dia.
"Di sini guru yang tuna netra hanya saya, mungkin juga di Solo atau Jateng. Yang mau dengan suka ria sekolah menerima saya, cuma di SMKN 8 Solo," ucapnya.
Rasino minta kepada anak-anak difabel atau yang memiliki kekurangan fisik, jangan menganggap kekurangan itu sebagai hal pembatas. Jadi ada plus pasti ada minus, ada kelebihan pasti ada kekurangan.
"Itu sederhana saja, ada min pasti ada plus, ada kekurangan pasti ada kelebihan. Itu di dunia ini ada dua itu tidak mungkin Allah itu ngasih kekurangan tanpa memberikan kelebihan pada kita nggak mungkin, hanya kita sendiri yang nggak sadar," tandasnya.
Kontributor : Ari Welianto
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
Pilihan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah Tahan Seharian Tanpa Cas, Cocok untuk Gamer dan Movie Marathon
-
5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
-
Hari Ini Bookbuilding, Ini Jeroan Keuangan Superbank yang Mau IPO
-
Profil Superbank (SUPA): IPO Saham, Harga, Prospek, Laporan Keuangan, dan Jadwal
-
Jelang Nataru, BPH Migas Pastikan Ketersediaan Pertalite Aman!
Terkini
-
Cerita Rasino, Guru Tuna Netra Sejak Lahir di Solo, Punya Metode Mengajar Sendiri
-
Hikayat Absurd Yoedo Prawiro: Polisi Rahasia Klaten Justru Jadi Raja Maling yang Licin
-
4 Link DANA Kaget Spesial Warga Solo, Rejeki Nomplok hingga Rp149 Ribu
-
7 Susunan Kabinet Baru PB XIV Purboyo, Langkah Berani Bangun Keraton Solo Modern
-
Bukan Kebetulan! INDACO Pertahankan Envi dan Belazo, Meniru Model Bisnis Cat Raksasa Dunia