Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Selasa, 01 Juli 2025 | 17:20 WIB
Petugas SAR melakukan pencarian korban yang diduga bunuh diri terjun dari Jembatan Jurug. [Suara.com/Ari Welianto]

SuaraSurakarta.id - Sosok perempuan yang lompat dari Jembatan Jurug ke Sungai Bengawan Solo diketahui merupakan mahasiswi Universitas Sebelas Maret (UNS).

Informasi yang diterima korban bernama Devita Sari Anugraheni (22) warga Bangsri II RT 04 RW 02 Purwodadi, Temanggung. Korban merupakan mahasiswa Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) UNS.

Petugas tim SAR dan relawan gabungan langsung melakukan pencarian korban yang loncat ke Sungai Bengawan Solo. 

Untuk mencari korban bahkan menerjunkan tim penyelam yang berjumlah 4 orang.

Baca Juga: Ditunjuk Jadi Mediator Kasus Gugatan Ijazah Palsu Jokowi, Ini Komentar Guru Besar UNS

"Setelah dibuka opsar pencarian yang turun ke lokasi dari SAR UNS ada 4 personil dan sudah turun dengan satu LCR kemudian dengan 4 penyelam," terang Koordinator Lapangan BPBD Solo Haryana saat ditemui, Selasa (1/7/2025).

Menurutnya untuk BPBD Solo dan Karanganyar standby di atas dengan satu perahu. Juga masih ada LCR dari Basarnas dengan SAR MTA masih standby di atas.

"Operasi pada hari ini rencana sampai jam 5 sora ditutup. Karena terkait dengan cuaca dan gelapnya lokasi yang ada di Sungai Bengawan Solo ini," katanya.

Untuk identitas korban, lanjut dia, sudah diketahui dan di data petugas. Bahkan dari BPBD Temanggung sudah koordinasi dengan sini, bersama keluarga perjalanan ke sini. 

“Identitas korban sudah diketahui, warga Temanggung. BPBD Temanggung sudah koordinasi dalam perjalanan ke Solo dengan pihak keluarga," ungkap dia.

Baca Juga: Penggugat Ijazah Palsu Jokowi Tunjuk Guru Besar UNS Jadi Mediator

Ketika ditanya apakah benar korban merupakan mahasiswa UNS, Haryana membenarkan sesuai data yang dikumpulkan. 

"(Benar mahasiswa UNS) Menurut data informasi yang diterima tadi benar dari K3 UNS," jelasnya.

Haryana mengatakan kalau dari dugaan mengarah korban melakukan bunuh diri. Karena ada motor dan catatan harian yang ditinggalkan, ini yang diketahui dari salah satu saksi mata pertama yang melihat korban lompat.

“Dari dugaannya mengarah ke situ (bunuh diri). Karena ada buku harian yang ditinggal dari saksi pertama. Meninggal sepeda motor, STNK dan buku catatan harian. STNK dengan alamat Bangsri, Purwodadi, Temanggung yang kemudian dilacak melalui koordinasi lintas Whatsap grub terus sampai ke BPBD Temanggung,” tandas dia.

Percobaan Bunuh Diri

Percobaan bunuh diri adalah situasi ketika seseorang melakukan sesuatu untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Situasi ini dapat dipicu oleh kondisi perasaan dan kejiwaan seseorang, atau masalah dalam kehidupan.

Berdasarkan data WHO, lebih dari 700.000 orang meninggal akibat bunuh diri setiap tahunnya. Data tersebut belum termasuk angka penderita yang gagal saat mencoba bunuh diri.

Pada tahun 2019, bunuh diri menjadi penyebab kematian keempat terbanyak pada kelompok usia 15–29 tahun.

Seseorang yang akan melakukan percobaan bunuh diri biasanya menunjukkan tanda-tanda tertentu, misalnya membuat surat wasiat.

Kondisi ini dapat dicegah, antara lain dengan melibatkan peran keluarga dan kerabat dekat.

Penyebab Percobaan Bunuh Diri

Keinginan untuk mencoba bunuh diri biasanya timbul saat sedang menghadapi situasi yang sulit diatasi.

Situasi tersebut sampai membuat orang yang mengalaminya kehilangan harapan dan menganggap bahwa bunuh diri merupakan satu-satunya cara untuk keluar dari situasi tersebut.

Penanganan Percobaan Bunuh Diri

Percobaan bunuh diri dapat ditangani sesuai dengan kondisi masing-masing pasien dan penyebab yang mendasarinya.

Pada kondisi darurat, misalnya bila telah terjadi cedera, pasien akan dibawa ke IGD untuk mendapat penanganan.

Tergantung pada kondisi mental pasien, penggunaan obat mungkin diperlukan untuk meringankan gejala.

Dokter juga dapat meminta pasien untuk dirawat di rumah sakit selama proses pengobatan.

Perawatan di rumah sakit dapat mencegah pasien untuk mengulangi tindakan bunuh diri.

Kontributor : Ari Welianto

Load More