Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Kamis, 06 Februari 2025 | 17:29 WIB
Gambar gajah besar di gerbang masuk Pura Mangkunegaran untuk memperingati tingalan jumenengan KGPAA Mangkunegara X. [Suara.com/Ari Welianto]

SuaraSurakarta.id - Pura Mangkunegaran  bakal menggelar tingalan jumenengan dalem ke-3 Sampeyan Dalem Ingkang Jumeneng (S.I.J.) KGPAA Mangkunegara X, Jumat (7/2/2025).

Mangkunegaran menetapkan sengkalan atau kronogram 'Dwipaka Yaksa Wiwaraning Jagad' sebagai penanda tahun dalam memperingati tiga tahun bertahtanya KGPAA Mangkunegara X.

Sengkalan atau yang lebih dikenal sebagai candrasengkala merupakan rangkaian kata yang memiliki makna penanda tahun.

Sengkalan dapat berbentuk kata-kata (sengkalan luhur) atau gambar (sengkalan memet) yang mengandung makna angka secara tersirat.

Baca Juga: Gojek Permudah Mobilitas Warga Solo dengan Shelter Mangkunegaran

Sengkalan 'Dwipaka Yaksa Wiwaraning Jagad' memiliki makna mendalam, yaitu 'Gajah Agung, Penjaga Gerbang Dunia'.

Pura Mangkunegaran pun memasang replika Gajah berukuran besar di pintu gerbang atau masuk kawasan Mangkunegaran.

Ketua Panitia Pelaksana Tingalan Jumenengan 2025, GRAj Ancillasura Marina Sudjiwo mengatakan di tiga tahun bertahtanya KGPAA Mangkunegara X sudah banyak perubahan terjadi yang positif.

"Tentu kami maknai ini juga dengan hal-hal yang positif, seperti yang bisa dilihat di gapuro depan ada sengkalan gambarnya gajah. Itu maknanya besar," terangnya saat ditemui, Kamis (6/2/2025).

Gusti Sura menjelaskan bahwa gajah itu memiliki makna yang besar dan melambangkan tahun ke tiga. 

Baca Juga: Fakta Unik Respati Ardi di Stadion Manahan: Dua Kali Nonton Langsung, Persis Solo Menang Terus

Gajah itu melambangkan sesuatu yang agung dan besar. Itu apa yang saat ini terjadi, di mana memaknai tahun ke tiga itu. 

"Frasa ini menggambarkan peran gajah sebagai penjaga ada pelindung yang selaras dengan figur Malekat Lindhu dalam tradisi Mangkunegaran," ungkap kakak KGPAA Mangkunegara X ini.

Menurutnya sebagai simbol penolak bala dan pengusir rintangan, Malekat Lindhu tidak hanya merepresentasikan upaya Mangkunegaran untuk melindungi dan memelihara harmoni. 

Tapi juga mencerminkan keberanian dan kebijaksanaan dalam membuka jalan menuju masa depan, sesuai dengan visi “Culture Future.”

"Representasi gajah dalam tingalan jumenengan tahun sejalan dengan Mangkunegaran sebagai penjaga harmoni tradisi dan inovasi sekaligus pembuka jalan menuju visi culture future," jelasnya.

Culture Future merupakan visi yang dibawa oleh KGPAA Mangkunegara X untuk melakukan pengembangan nilai-nilai budaya berdasarkan catatan sejarah yang disesuaikan dengan kehidupan hari ini. 

"Ini dengan melalui penggalian akar budaya, pendekatan revitalisasi, pengelolaan, dan perawatan warisan budaya di Mangkunegaran, dengan tujuan agar dapat dihidupi oleh masyarakat luas dan memberikan manfaat yang signifikan di masa depan," tandas dia.

Prosesi tingalan jumenengan KGPAA Mangkunegara X akan dilaksanakan di Pendopo Ageng Pura Mangkunegaran.

Kontributor : Ari Welianto

Load More