SuaraSurakarta.id - Generasi muda sebagai penerus bangsa memiliki peran yang sangat penting dalam melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai Pancasila.
Sebagai upaya untuk membangkitkan kembali nilai-nilai Pancasila melalui kekayaan budaya lokal, Prodi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas Maret (FISIP UNS) menggelar sarasehan bertajuk 'Dialog Kebudayaan Desa Pancasila dan Penanaman Nilai Inklusif Generasi Muda'.
Kaprodi Sosiologi FISIP UNS Prof Argyo menjelaskan bahwa penting untuk menghargai perbedaan, toleransi, menjaga solidaritas seperti nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
"Kami juga memberikan apresiasi penuh kepada dosen, NGO, pemerintahan, dan seluruh pihak yang menggagas kegiatan sarasehan ini," kata dia dilansir dari laman UNS, Senin (23/12//2024).
Staf dari Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia dan alumni Prodi Sosiologi FISIP UNS Santoso juga memberikan pemahaman tentang pentingnya kebudayaan dalam memperkuat nilai Pancasila di kalangan generasi muda.
Menurutnya, nahasiswa memiliki peran penting, karena di masa depan bahwa mahasiswa yang akan melanjutkan estafet terkait kemajuan kebudayaan.
"Terdapat berbagai bentuk kemajuan kebudayaan yang dapat dilakukan. Salah satunya besok yang tercermin di Serut Podomoro Festival yang akan mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila di Desa," terang dia.
Diskusi sendiri juga menghadirkan penggiat Serut Podomoro Festival serta perangkat desa Ngringo, yang mengangkat tema festival 'Kebudayaan Desa Pancasila dan Penanaman Nilai Inklusif Generasi Muda'.
Dosen Sosiologi UNS Akhmad Ramdhon sebagai pembicara menekankan pentingnya membangun kembali nilai-nilai Pancasila yang kini sering terpinggirkan oleh perubahan zaman, khususnya dampak dari kemajuan teknologi dan informasi.
Baca Juga: Kolaborasi Inspiratif: Ibu-ibu Acacia Residence dan UNS Ciptakan Batik Karya Sendiri
Ia menjelaskan bahwa meskipun teknologi membawa banyak kemudahan, terdapat pula dampak negatif yang dapat meruntuhkan kedalaman pemahaman terhadap Pancasila dan nilai-nilai kebangsaan yang terkandung di dalamnya.
Sarasehan ini dibuka dengan diskursus tantangan yang dihadapi Indonesia dalam menjaga kerukunan antar golongan.
Termasuk munculnya gerakan terorisme, perpecahan sosial, dan segregasi budaya yang terjadi di berbagai lapisan masyarakat Indonesia pasca-konflik 2000-an. Hal ini menjadi semakin relevan dengan meningkatnya ketegangan sosial yang mengancam kesatuan bangsa.
Salah satu hal menarik dalam acara ini adalah penekanan pada pentingnya budaya dan tradisi lokal sebagai pilar Pancasila.
Iik Suryani selaku pelaku pelestari budaya dan penggiat Serut Podomoro Festival menyarankan agar kita kembali menggali dan mengangkat tradisi lokal yang sudah ada sejak lama.
Salah satu contoh kegiatan yang diangkat adalah Festival Podomoro. Festival ini mengusung sayur Podomoro yang merupakan makanan khas Solo sebagai simbol dalam membranding Dusun Serut di Desa Ngringo.
Berita Terkait
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
Terkini
-
DANA Kaget Spesial Warga Solo: Akhir Pekan Cuan Rp199 Ribu, Gas Linknya Lur!
-
7 Wisata Dekat Pasar Gede Solo yang Paling Cocok untuk Healing di Akhir Pekan
-
PB XIV Mangkubumi Akui Belum Pikirkan Jumenengan, Masih Masa Berkabung, Fokus 40 Hari
-
Blak-blakan Soal Bebadan Baru Keraton Solo, PB XIV Purboyo: Tiap Generasi Punya Waktunya
-
Misteri SK Ketua PDIP Jateng: FX Rudy Definitif Gantikan Bambang Pacul? Teguh Prakosa Buka Suara