Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Rabu, 25 September 2024 | 13:51 WIB
Pelatih Persis Solo, Milomir Seslija. (ligaindonesiabaru.com)

SuaraSurakarta.id - Desakan agar Persis Solo mendepak Milomir Seslija sebagai pelatih terus bermunculan usai hasil buruk di enam pekan awal BRI Liga 1 2024/2025.

Tak tanggung-tanggung, kemarahan suporter tersebut dilakukan memasang spanduk di Jalan Kebangkitan Nasional bertuliskan “Manajemen Bobrok, Persis Solo Diobok-obok!!!”.

Spanduk mencolok tersebut menjadi perhatian warga yang melintas.

Sejauh ini belum ada keterangan resmi dari manajemen Persis Solo terkait maraknya aksi protes atas performa buruk Persis oleh suporter.

Baca Juga: Diskusi Campus Bois 1923: Mengorek Borok Tiga Kekalahan Persis Solo

"Spanduk bernada protes itu dipasang suporter Persis Solo pada Selasa kemarin. Warga yang melihat itu dibiarkan saja," kata Dani setempat, Rabu (25/9).

Setelah kekalahan dari Persik Kediri, berbagai kelompok suporter Persis Solo mulai mengambil sikap. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Pasoepati, misalnya, mengunggah foto Milomir Seslija disertai tulisan 'Game Over'.

Dalam unggahan ini pula, mereka menyertakan tagar #MiloOut dan #RizalOut. Milo merujuk kepada pelatih kepala Persis Solo, sedangkan Rizal mengacu kepada Arizal Perdana Putra, selaku Direktur Bisnis.

Pada momen yang tidak berselang lama, kelompok suporter yang menempati tribune selatan Stadion Manahan, Ultras 1923, juga menyuarakan keresahannya dengan mengunggah foto berbunyi: "Kami Muak!"

Di sisi lain, Milomir Seslija mengaku kecewa atas kekalahan di kandang sendiri. Ia pun dibikin bingung pemain karena melakukan kesalahan sama yang berujung kalahnya Laskar Sambernyawa.

Baca Juga: Persis Solo Perbaiki Kekurangan Usai Kalah dari PSIS, Siap Bertandang ke Kandang Persija Jakarta?

"Semua bisa melihat apa yang terjadi di lapangan hari ini. Sepak bola adalah hal yang kejam, karena saat kita harus mengejar kemenangan untuk meraih hasil lebih baik, kita justru kebobolan," ujar Milo

Dia menilai kekalahan ini sama seperti yang terjadi lawan PSIS dan Persebaya. Ia pun tak tahu lagi harus berbuat apa atasi masalah ini karena sepakbola memang kejam.

"Saat melawan Persik kita bekerja keras. Tapi saat ada momentum kesalahan dan kita ketinggalan. Saya tidak tahu lagi harus berbuat apa untuk bisa mengatasi permasalahan ini," katanya.

Load More