SuaraSurakarta.id - Kota Solo kini semakin dilirik investgor dalam negeri maupun luar negeri. Hal itu tentu juga akan memberikan dampak positif ke daerah sekitar.
Namun demikian, peningkatan industri juga akan berdampak pada lingkungan dan kualitas udara. Apalagi jika investasi hanya difokuskan di Kota Solo saja.
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Surakarta Ferry S Indrianto menyebut Solo, menarik bagi investor.
"Pertumbuhan ekonomi yang tertinggi di Solo Raya saat ini berada di Kota Solo, sehingga di mata investor atau publik luar banyak yang ingin berinvestasi di Kota Solo," katanya dikutip dari ANTARA di Solo, Jumat (28/6/2024).
Ia mengatakan menyikapi kondisi tersebut perlu ada dorongan agar aglomerasi Solo Raya dapat segera terealisasi.
"Aglomerasi yang sering saya gaungkan itu adalah bagaimana tersedia lapangan pekerjaan, bagaimana pertumbuhan itu secara inklusif, bermakna dalam sebuah wilayah," katanya.
Dengan capaian pertumbuhan ekonomi di Solo saat ini, dikatakannya, ikut mempengaruhi berkurangnya angka pengangguran di daerah tersebut.
"Jadi pertumbuhan ekonomi Solo ini jangan sampai terhenti oleh sesuatu yang tidak relevan," katanya.
Oleh karena itu, ia mendorong aglomerasi agar pertumbuhan ekonomi di Solo yang mengarah positif dapat terjadi juga di daerah lain.
Baca Juga: Jelang Lengser, Gibran Akui Masih Punya PR Berat untuk Solo
"Tidak ada ruginya, malah kalau tidak aglomerasi ruginya makin besar," katanya.
Terkait hal itu, Koordinator Bidang Penelitian PSP-KUMKM LPPM UNS Malik Cahyadin mengatakan aglomerasi memiliki banyak manfaat positif, terutama berkembangnya ekonomi di wilayah Solo dan sekitarnya.
"Kami rasa itu usulan yang masuk akal, karena secara perkembangan ekonomi, kawasan itu perlu bersatu untuk bisa bersaing secara nasional maupun internasional. Jadi bagaimana mereka bersatu, menurunkan ego dan saling berhubungan untuk meningkatkan produktivitas," katanya.
Ia mengatakan pertumbuhan positif yang terjadi di Solo perlu dikembangkan ke wilayah sekitar agar tidak menimbulkan masalah ke depan untuk Kota Solo.
"Istilahnya perlu rembesan ke daerah lain. Kalau tidak bisa menjadi masalah karena kapasitas di Solo yang makin penuh, misalnya macet, polusi udara, dan sebagainya," katanya
Oleh karena itu, konsep aglomerasi perlu ditawarkan. Dalam hal ini, Kadin Surakarta dapat menjembatani komunikasi pemangku daerah di tujuh wilayah di Solo Raya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Drama Keraton Surakarta Memanas Lagi, Aksi Bongkar Gembok Pintu Keraton Coreng Kunjungan Pemerintah
-
Usai Temui Jokowi, Ratusan Relawan Semut Ireng Langsung Gabung ke PSI?
-
Kubu PB XIV Purboyo Ganti Semua Pintu Gembok di Keraton Solo, Pekerja Revitalisasi Diminta Keluar
-
Penjelasan Resmi Rosalia Indah Terkait Video Viral Pengemudi: Sanksi Tegas Telah Ditetapkan
-
Gagal Ganti Nama di KTP, Upaya Raja Keraton Solo PB XIV Terganjal Potensi Sengketa