SuaraSurakarta.id - Anak yang memiliki bentuk tubuh gemuk atau abesitas rupanya bisa berdampak buruk bagi kesehatannya. Lalu bagaimana mengenali tanda anak menderita obesitas?
Ahli Nutrisi dan Penyakit Metabolik Anak FKUI Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Dr. dr. Klara Yuliarti, Sp.A(K) mengungkapkan bahwa anak dengan ciri-ciri perut besar, muka bulat, dan dagu tebal merupakan salah satu tanda obesitas yang dapat dikenali.
"Tanda khususnya, sang anak wajahnya bulat, dagu tebal dan perutnya juga buncit sekali. Kemudian juga pada anak itu kelihatan payudaranya membesar," kata Klara dikutip dari ANTARA pada Sabtu (8/6/2024).
Klara menjelaskan, obesitas adalah penimbunan jaringan lemak yang berlebihan pada tubuh seseorang, baik dewasa maupun anak-anak.
Baca Juga: Berpindah Kepemilikan Beberapa Kali, Bangunan Cagar Budaya Bondo Loemakso Solo Bakal Dijual
Pada anak yang menderita obesitas parah, umumnya mengalami komplikasi berat di mana kakinya akan terlihat berbentuk “X” atau “O”.
Namun demikian, terdapat sejumlah anggapan yang kurang tepat pada anak yang kelebihan berat badan (overweight), dianggap menderita obesitas.
Menurut dia, untuk memastikan hal tersebut, orang tua diimbau untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis serta penanganan yang tepat.
“Jadi hati-hati, jika mengandalkan dengan tanda klinis memang sering terlewat. Makanya kita harus obyektif karena overweight belum tentu obesitas,” ujarnya.
Lebih lanjut Klara menyampaikan, kasus obesitas yang ada saat ini paling banyak disebabkan oleh faktor gaya hidup lingkungan dan nutrisi, bukan karena faktor kelainan genetik.
Baca Juga: Pilkada Surakarta, Partai Golkar Borpotensi Mengusung Putri Akbar Tandjung
Secara umum, saat ini anak-anak mengkonsumsi makanan atau minuman dengan kalori berlebih tetapi nutrisi lainnya rendah. Selain itu, juga kurangnya aktivitas fisik pada anak akibat paparan gawai.
Ia menegaskan, setiap anak berisiko mengalami obesitas tanpa memandang umur sehingga perlu perhatian khusus.
Oleh karena itu, Klara merekomendasikan kepada orang tua untuk mengukur berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala anak-anak secara berkala.
“Makanya ada Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) itu untuk memeriksa secara berkala. Di bawah usia 2 tahun sebulan sekali, di atas 2 tahun bisa lebih jarang. Tapi secara umum anak di balita itu bisa mengecek setiap bulan sekali,” katanya.
Berita Terkait
-
Wamendagri Bima Arya Apresiasi Layanan Mobil Keliling Dukcapil di Solo
-
Bahaya PCOS dan Obesitas saat Hamil: Bayi Berisiko Lahir dengan Berat Badan Rendah!
-
Bukan Cuma Durasi, Ahli Sebut Ajak Anak Pilih Barang atau Hiasan Kamar Bisa Bantu Ciptakan Tidur yang Berkualitas
-
Penyebab Excess Skin, Kulit Bergelambir pada Mantan Obesitas dan Cara Mencegahnya
-
Pemerintah Klaim Kasus Anak Stunting Selama Jokowi 2 Periode Turun Dratis, Angkanya Kini Cuma 21,5 Persen
Terpopuler
- Tanggapi Kisruh Andre Taulany Parodikan Gelar Raffi Ahmad, Feni Rose: Lagian Kantor yang Kasih di Ruko
- Berani Minta Maaf ke Lembaga Kerukunan Sulsel, Denny Sumargo Dapat Dukungan dari Sumatera sampai Papua
- Harta Kekayaan Roy Suryo yang Dituduh sebagai Pemilik Akun Fufufafa
- Profil Lex Wu: Tantang Ivan Sugianto Duel usai Paksa Anak SMA Menggonggong
- Geng Baru Nikita Mirzani Usai Lepas dari Fitri Salhuteru Disorot: Circlenya Lebih Berkualitas
Pilihan
-
Setelah Dihitung, Wamenhub Bilang Harga Tiket Pesawat Bisa Turun di Libur Nataru
-
Luhut Yakin Prabowo Bisa Capai Pertumbuhan Ekonomi 8%, Ini Strateginya
-
Teken Dealership Agreement Eksklusif, MAB Jadi Distributor Resmi Truk Yutong di Indonesia
-
Tol Balikpapan-Samarinda Sepi Peminat Meski Persingkat Waktu Menuju IKN, Apa Alasannya?
-
IKN Tak Berpenghuni? Akademisi Sindir Minta Jokowi yang Jadi "Penunggunya"
Terkini
-
Kesetiaan Cinta Ahmad Luthfi dan Pesan Amanah dari Mendiang Sang Istri
-
Tas Mewah Kaesang Pangarep Dipertanyakan, LP3HI dan MAKI Gugat Bea Cukai Solo
-
Rokok Polos Ancam Ribuan Pekerja! Petani, Buruh dan Akademisi Bersuara
-
SK Dinilai Langgar Undang-undang, Sayap PPP Laporkan Menteri Hukum ke Prabowo Subianto
-
Kebijakan Kemasan Polos: Ancaman Besar bagi Ekonomi Petani Tembakau Jateng