Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Sabtu, 23 Desember 2023 | 09:49 WIB
Kapolres Wonogiri AKBP Indra Waspada dalam jumpa pers pembunuhan, Sabtu (9/12/2023). [Humas Polres Wonogiri]

SuaraSurakarta.id - Serial killer Wonogiri yakni kasus pembunuhan berantai yang dilakukan seorang pria beranama Sarmo memunculkan fakta baru.

Adalah korban pembunuhan yang kini bertambah menjadi tiga orang setelah sebelumnya Sunaryo (46) warga Dusun Panggil Jatipurno Wonogiri, dan Agung Santosa (47) warga Dusun Gombang Sajen Kecamatan Trucuk Klaten.

Fakta itu diungkapkan Kapolres Wonogiri, AKBP Indra Waspada berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan terhadap Sarmo.

"Dalam proses pengembangan memang betul ada (korban baru)," kata AKBP Indra Waspada, Jumat (22/12/2023).

Baca Juga: Pembunuhan Berantai Wonogiri: Hertanti Sudah Curiga Suaminya Tewas Dibunuh Sarmo, Tapi Buntu Gara-gara Ini

Meski demikian, Indra menegaskan polisi masih melakukan penyelidikan terkait dengan tambahan sastu korban tersebut.

"Sementara satu. Nanti dulu, Insya Allah pekan depan kita rilis," katanya.

Diberitakan sebelumnya, aksi pembunuhan sadis terjadi di Dusun Ciman, Desa Semagar, Girimarto, Wonogiri dengan pelaku bernama Sarmo sekaligus mengungkap serial killer Wonogiri.

Dia tega menghabisi dua nyawa sekaligus yakni Sunaryo (46) warga Dusun Panggil Jatipurno Wonogiri, dan Agung Santosa (47) warga Dusun Gombang Sajen Kecamatan Trucuk Klaten.

Sarmo menghabisi dua korban dengan diracun apotas. Bahkan salah satu korban dibakar dan tulangnya ditumbuk menggunakan potongan kayu hingga menyisakan sisa serpihan kerangka kecil kecil.

Baca Juga: Serial Killer Wonogiri: Kisah Pilu Sunaryo Merintih Kesakitan, Dibawa Pelaku Berkeliling hingga Temui Ajal

"Apotas dimasukkan es teh untuk Sunaryo. Kalau Agung, racun dimasukkan ke botol air mineral," ujar Sarmo, Sabtu (9/12/2023).

Sarmo memberikan air mineral yang berisi racun saat Agung datang ke gubuk atau rumah di penggergajian milik Sarmo.

Agung disebut mengejar Sarmo hingga ke gubuk untuk menagih utang.

"Apotas itu sudah di jok sepeda motor. Kebetulan di gubuk juga ada air. Kemudian saat Agung datang saya kasih minum, langsung diminum. Agung dikuburkan di hutan, saya pikul sendiri. Yang gali lubang karyawan saya, tapi mereka tidak tahu kalau untuk mengubur," jelas Sarmo.

Load More