Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 16 Desember 2023 | 08:42 WIB
Mengganti cairan rem mobil. (Shutterstock)

SuaraSurakarta.id - Berkendara menggunakan mobil pribadi saat masa libur sekolah menjadi hal yang dilakukan sebagian orang. Namun demikian, cek keamanan kendaraan atau sistem pengereman sebelum melakukan perjalanan. 

Jangan sampai waktu libur bersama keluarga berujung dengan kecelakaan atau tak sampai tujuan, karena gara-gara masalah pengereman pada mobil Anda. 

Pengecekan sistem pengereman memang sering luput dari kesadaran para pemilik kendaraan, ketika ingin digunakan dalam jarak yang jauh atau ketika digunakan bersama dengan orang terkasih.

Salah satu yang sering luput dari pemeriksaan adalah mengecek cairan rem itu sendiri. Sebab, carian rem merupakan salah satu faktor vital rangkaian proses kerja sistem pengereman dari kendaraan baik roda empat maupun roda dua.

Baca Juga: Waspada! Aktivitas Gunung Merapi Meningkat, Luncurkan Awan Panas Sebanyak Empat Kali

“Secara singkat, fungsi utama dari cairan rem sebagai fluida pada sistem hidrolik untuk mentransfer tekanan dari pedal atau tuas rem menuju piston di kaliper,” kata Manager Promosi PT Autochem Industry, Dhany Ekasaputra dikutip dari ANTARA pada Sabtu (16/12/2023).

Menurut Dhany, bahan-bahan yang terkandung dalam cairan tersebut memiliki karakter yang perlu diganti secara berkala. Karena jika cairan rem tercampur air sebanyak tiga persen saja, akan menurunkan titik didih hingga lebih dari 100 derajat Celcius.

Ketika titik didih itu menurun, tekanan untuk menuju piston di kaliper rem sulit terjadi akibat hadirnya gelembung udara sebagai tanda mulai mendidihnya cairan pada sistem rem. Jadi semakin terbukalah potensi ‘rem blong’ yang sangat berbahaya dampaknya.

Dhany menuturkan bahwa kejadian itu bisa disebabkan oleh kebiasaan yang salah dari pemiliknya, saat hendak memeriksa volume cairan rem di tabung reservoir.

Karena jika penutup karet tabung reservoir itu dibuka, sebenarnya akan menyebabkan kandungan air (kelembaban) di udara mencapai hingga 85 persen akan diserap oleh cairan rem.

Baca Juga: Hubungan Presiden Soekarno dan Nyi Roro Kidul, Benarkah Mereka Pernah Menikah?

Hal ini bisa dilakukan oleh pemilik dengan cara memantau indikator pada sambung tabung penyimpan cairan rem agar proses buka tutup tabung bisa dikurangi semaksimal mungkin.

Pengecekkan juga bisa dilakukan dengan melihat warna cairan, apabila berwarna bening maka itu bisa jadi pertanda bahwa tidak adanya kandungan air di dalamnya.

Berbeda halnya jika terlihat warna cairan yang mulai gelap, menandakan mulai adanya kandungan air di dalam sistem rem. Semakin gelap warna cairan rem berarti semakin banyak kandungan air di dalamnya.

Hal yang patut diketahui oleh pemilik kendaraan adalah sebisa mungkin untuk menghindari kandungan air pada cairan rem. Sebagai gambaran, titik didih cairan rem dalam kondisi baru bisa mencapai suhu 265 derajat Celcius.

Namun saat terkontaminasi air sebanyak tiga persen di dalamnya, akan turun menjadi 155 derajat Celcius. Untuk iklim di Indonesia, kontaminasi air tiga persen itu bisa tercapai dalam waktu satu tahun atau 20.000 kilometer.

“Di titik inilah sebaiknya pemilik kendaraan perlu mengganti cairan rem secara berkala,” ujar dia.

Pemilik kendaraan juga tidak disarankan untuk menggunakan kemasan cairan rem yang sudah terbuka segelnya, karena berpotensi akan mengurangi performanya.

“Jadi, sebaiknya pilih kemasan yang tepat saat hendak menggunakan cairan rem. Bisa memilih kemasan yang 1 liter, 300 ml, ataupun yang berukuran 50 ml, jika untuk sekadar menambahkan saja,” tutup dia

Load More