Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Selasa, 21 November 2023 | 19:44 WIB
Peristiwa geger pecinan yang terjadi di masa lalu dan diyakini menjadi asal muasal terbentuknya Kota Solo. [Wikipedia]

SuaraSurakarta.id - Terbentuknya Kota Solo mempunyai sejarah yang cukup panjang. Salah satunya adalah peristiwa geger pecinan yang terjadi di masa lalu dan diyakini menjadi asal muasal terbentuknya Kota Solo

Solo adalah salah satu kota di Jawa Tengah memiliki sejarahnya tersendiri.

Dibalik keindahan kota dan unsur tradisional Jawa yang melekat, Solo ternyata dibangun oleh narasi sejarah yang cukup menarik untuk disimak. 

Peristiwa yang menggemparkan bernama geger pecinan yang terjadi pada abad ke-17 yang menjadi cikal bakal terbentuknya Kota Solo. 

Baca Juga: Bukan Sungai Sembarangan, Kali Pepe Pernah Menjadi Jalur Transportasi dan Perdagangan Solo di Masa Lalu

Sejarah Peristiwa Geger Pecinan Solo 

Geger Pecinan adalah peristiwa pemberontakan yang terjadi di Solo pada tahun 1743.

Pemberontakan ini dipelopori oleh penduduk Tionghoa yang menentang kekuasaan Paku Buwono II, raja Keraton Kartasura.

Pemberontakan ini terjadi akibat dari berbagai faktor, antara lain pemberontakan Trunojoyo. Pada tahun 1741, Trunojoyo, seorang bangsawan Madura, memimpin pemberontakan melawan VOC.

Pemberontakan ini berhasil menduduki Kartasura dan memaksa Paku Buwono II melarikan diri ke Ponorogo.

Baca Juga: Kilas Balik Ternchem: Band Rock Pertama Indonesia Asal Solo yang Seangkatan The Beatles

Berikutnya perlakuan diskriminatif terhadap penduduk Tionghoa. Penduduk Tionghoa di Kartasura sering diperlakukan secara diskriminatif oleh penguasa.

Mereka sering dikenakan pajak yang tinggi dan dipaksa untuk bekerja paksa.

Lalu banyak penduduk Tionghoa yang tidak puas dengan kepemimpinan Paku Buwono II. Mereka menganggap bahwa raja tersebut terlalu dekat dengan VOC dan tidak membela kepentingan rakyat.

Pemberontakan Geger Pecinan dimulai pada tanggal 20 Oktober 1743. Penduduk Tionghoa menyerang Keraton Kartasura dan berhasil mendudukinya. Paku Buwono II kembali melarikan diri ke Ponorogo.

Pemberontakan ini berlangsung selama beberapa bulan dan menyebabkan kerusakan yang luas di Kartasura. Banyak rumah dan toko yang dibakar dan dijarah. Selain itu, banyak pula penduduk Tionghoa dan Jawa yang tewas dalam pemberontakan ini.

Pemberontakan Geger Pecinan akhirnya dapat dipadamkan oleh pasukan VOC pada bulan Maret 1744. Setelah pemberontakan ini, Paku Buwono II kembali ke Kartasura dan membangun Keraton Surakarta.

Peristiwa Geger Pecinan memiliki dampak yang signifikan bagi sejarah Solo. Peristiwa ini menyebabkan perpindahan ibu kota dari Kartasura ke Surakarta. Hal ini dilakukan untuk menghindari serangan dari penduduk Tionghoa di Kartasura.

Peristiwa Geger Pecinan merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah Solo, yang terbentuk hingga kini. Semoga informasi ini bermanfaat dan bisa menambah edukasi seputar kota tersebut. 

Kontributor : Dinar Oktarini

Load More