SuaraSurakarta.id - Sungai atau kali memiliki peran penting bagi mobilitas masyarakat di masa lalu. Salah satunya adalah Kali Pepe yang ada di Solo yang ternyata menjadi salah satu jalur transportasi dan perdagangan masyarakat Solo di masa lalu.
Seperti diketahui kalau Solo mempunyai sejarah panjang dan sudah ada sebelum kemerdekaan di Indonesia. Hal ini membuat sudut-sudut Kota Solo atau Surakarta mempunyai cerita sejarahnya sendiri salah satunya adalah Kali Pepe.
Sepintas tidak ada yang istimewa dengan Kali Pepe. Namun apabila ditilik pada zaman dahulu, Kali Pepe mempunyai sejarah panjang dan berperan penting bagi transportasi dan perdagangan di Kota Solo. Berikut ini ulasan singkatnya.
Sejarah Kali Pepe Solo
Baca Juga: Berkah Piala Dunia U-17 2023, Deretan Hotel di Solo Banjir Cuan
Mengalir tenang di tengah-tengah Kota Surakarta dengan panjang 8,01 km dan lebar 5 meter, Kali Pepe menyimpan kisah panjang yang terjalin erat dengan denyut nadi kota ini. Di masa lalu, Kali Pepe berperan penting sebagai jalur perdagangan vital, menghubungkan pusat perekonomian Solo dengan berbagai daerah lainnya.
Kini, Kali Pepe menjelma sebagai simbol keberagaman dan kerukunan masyarakat Solo, menjadi saksi bisu harmoni budaya yang terbangun di tepian sungainya. Pada masa keemasannya, Kali Pepe menjadi jalur transportasi air yang cukup penting, terutama pada abad ke-16.
Perahu-perahu kecil hilir mudik melintasi sungai ini, mengangkut berbagai komoditas perdagangan seperti hasil bumi, kain batik, dan barang-barang kerajinan. Kali Pepe menjadi nadi kehidupan perekonomian Solo, menghubungkan Pasar Gede, pusat perdagangan kota, dengan wilayah sekitarnya.
Di kawasan Kali Pepe, khususnya di Kampung Sudiroprajan, pernah terdapat komunitas Pecinan yang cukup besar. Hal ini dibuktikan dengan adanya Bandar Pecinan di sekitar kawasan Pasar Gede, yang menjadi pusat aktivitas perdagangan masyarakat Tionghoa.
Perahu-perahu kecil yang berlabuh di Kali Pepe membawa banyak barang dagangan yang diambil dari kapal-kapal dagang berukuran besar yang bersandar di Sungai Bengawan Solo.
Baca Juga: Soal Dugaan Ada Intervensi di Kantor DPC PDIP Solo, Gibran: Partai Lain Ada Masalah Nggak?
Sementara pada era Pakubuwono II, Keraton Surakarta Hadiningrat mengalami kejayaan ekonomi, karena menguasai akses jalur transportasi yang sangat vital yaitu mengangkut berbagai komoditas dari berbagai wilayah kerajaan di Nusantara.
Melalui Kali Pepe kapal-kapal dagang dari Kerajaan Majapahit membawa hasil bumi, garam, ikan dan kain untuk diturunkan di Solo pada waktu itu. Kapal-kapal besar itu mengarungi Bengawan Solo. Untuk sampai di wilayah pedalaman Solo, perahu-perahu mengangkutnya sebagai sarana transportasi membawa berbagai komoditas.
Sedangkan VOC Belanda sendiri juga memiliki kepentingan terhadap jalur-jalur sungai untuk kepentingan dagang mereka. Sehingga jalur-jalur sungai yang melintasi Solo dijamin keamanannya oleh VOC. Sehingga perahu-perahu dagang milik Belanda, juga berseliweran di jalur transportasi air di Kali Pepe.
Seiring berjalannya waktu, peran Kali Pepe sebagai jalur perdagangan mulai berkurang, tergantikan oleh moda transportasi darat yang lebih efisien. Namun, Kali Pepe tetap menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Solo. Tepian sungai ini menjadi tempat bersantai dan rekreasi bagi warga setempat, sekaligus menjadi saksi bisu berbagai peristiwa bersejarah.
Kontributor : Dinar Oktarini
Berita Terkait
-
'Menyala' dari Dulu, Ini Gaya Selvi Ananda Dampingi Gibran di Pelantikan Wali Kota Solo dan Wapres
-
Pesan Gibran Ke ASN Di Acara Pisah Sambut: Saya Titip Solo, Ritme Kerja Jangan Loyo
-
Potret Uji Coba Makan Siang Gratis di Kota Solo, Siswa Dapat Nasi Box hingga Susu
-
Profil Teguh Prakosa, Pengganti Gibran Rakabuming Raka
-
Bukan Kaleng-kaleng! Meja Kerja Gibran Penuh Mainan Sultan, Harganya Fantastis!
Terpopuler
- Pernampakan Mobil Mewah Milik Ahmad Luthfi yang Dikendarai Vanessa Nabila, Pajaknya Tak Dibayar?
- Jabatan Prestisius Rolly Ade Charles, Diduga Ikut Ivan Sugianto Paksa Anak SMA Menggonggong
- Pengalaman Mengejutkan Suporter Jepang Awayday ke SUGBK: Indonesia Negara yang...
- Ditemui Ahmad Sahroni, Begini Penampakan Lesu Ivan Sugianto di Polrestabes Surabaya
- Pesan Terakhir Nurina Mulkiwati Istri Ahmad Luthfi, Kini Suami Diisukan Punya Simpanan Selebgram
Pilihan
-
5 HP Redmi Sejutaan dengan Baterai Lega dan HyperOS, Murah Tapi Kencang!
-
Hak Masyarakat Adat di Ujung Tanduk, Koalisi Sipil Kaltim Mengecam Kekerasan di Paser
-
Waspada, Kebiasaan Matikan Lampu Motor di Siang Hari Bisa Berujung Bui
-
Kenaikan PPN 12% Jadi Nestapa Kelas Menengah, Orang Kaya Sulit Dipajaki?
-
Pusing Dah! Isu Dipecat, Shin Tae-yong Dibebankan Menang Lawan Arab Saudi di Tengah Rekor Buruk Timnas Indonesia
Terkini
-
Cerita Peternak Sapi Perah Terancam Kena Dampak Jika UD Pramono Tutup, 20 Tahun Sukses Kuliahkan 2 Anak
-
Dibalik Seragam Putih: Kisah Pilu Siswi SMP Sukoharjo Jadi Korban Persetubuhan Adik Kelas
-
Dikerumuni Bakul Es Teh di Benteng Vastenburg, Respati Ardi Tampung Keluhan Akses Berjualan di Berbagai Event
-
Jokowi Damping Kampanye Paslon Rival, FX Rudy: Kita Tidak Pernah Khawatir
-
Aksi Ngebut di Solo Berujung Apes, Pemuda Sleman Ternyata Kepergok Bawa Sabu