SuaraSurakarta.id - Ketua Umum Dewan Eksekutif Mahasiswa atau Dema UIN Raden Mas Said Surakarta, Ayuk Latifah buka suara terkait polemik aplikasi pinjaman online (pinjol) dalam penyelenggaraan kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) 2023.
Menurutnya, pernyataan rektor terkait dengan polemik itu yang selama ini dikeluarkan merupakan kebohongan publik.
"Isu tentang kewajiban mahasiswa baru mendownload beberapa aplikasi mitra kerjasama panitia adalah kebohongan publik," kata Ayuk Latifah, Kamis (31/8/2023)..
Selama ini, lanjut dia, secara personal dan lembaga dibungkam sejak 9 Agustus 2023 yang mencopot serta pembekuan Dema.
Namun selama dicopot, pihaknya tidak diam dan terus mencari data membersihkan apa yang harus dibersihkan.
"Saya menyampaikan klarifikasi apa saja Dema yang dilakukan sampai sekarang. Jadi selama 21 hari saya tidak diam saja," tandasnya.
Ayuk membantah bahwa Dema tidak melakukan komunikasi dengan pihak rektorat terkait kegiatan PBAK dan Festival Budaya 2023.
"Dema UIN RMS sudah melakukan koordinasi dengan pihak rektorat terkait pembahasan PBAK dan Festival Budaya 2023," terangnya.
Ayuk menjelaskan pertemuan dengan pihak rektorat dilakukan beberapa kali, pertama pada 3 Mei 2023, lalu 9 Mei 2023.
Baca Juga: Menkominfo Akan Bertemu dengan Kapolri Hari Ini, Bahas Judi Online dan Pinjol
Pertemuan ketiga, 7 Juni 2023, kemudian pertemuan selanjutnya 19 Juni 2023. Pertemuan kelima itu 23 Juli 2023 dan pertemuan keenam pada 31 Juli 2023.
"Hal ini menjawab tuduhan mengenai Dema tidak pernah melakukan koordinasi soal PBAK dan Festival Budaya 2023," katanya.
Ayuk mengatakan Dema dengan tegas sudah menyampaikan bahwa dalam kegiatan serangkaian PBAK dan Festival Budaya lewat surat keterangan nomor: 20/379/P.DM/PAN-PBAK-DEMA-U-8-2023 tentang sponsor yang bermitra dengan pihak Dema.
"Polemik Dema menggandeng aplikasi pinjaman online (pinjol) sebagai mitra PBAK adalah hal yang benar. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 18 Agustus 2023," ungkap dia.
Ayuk pun dengan tegas membantah soal mahasiswa baru yang dipaksa mendaftarkan diri di aplikasi pinjol adalah tidak salah dan keliru.
"Kami sebagai panitia tidak pernah menyampaikan hal tersebut. Tapi statement yang diberikan rektor dan jajarannya bahwa mahasiswa baru dipaksa daftar pinjol, itu justru memicu kericuhan dan kegaduhan," jelasnya.
Berita Terkait
-
Pinjol Ilegal Marak, Kemudahan Akses Kredit Perbankan Dinilai Bisa jadi Solusi
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
OJK Mau Evaluasi Batas Suku Bunga Pinjol, Begini Respon Industri
-
Satu Orang Tarik Pinjaman Rp330 Miliar dengan 279 KTP di Pinjol KoinWorks
-
Dana Pinjol KoinWorks Rp365 Miliar Dibawa Kabur Borrower, Investor Resah
Tag
Terpopuler
- Mees Hilgers Didesak Tinggalkan Timnas Indonesia, Pundit Belanda: Ini Soal...
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Miliano Jonathans Akui Tak Prioritaskan Timnas Indonesia: Saya Sudah Bilang...
- Denny Sumargo Akui Kasihani Paula Verhoeven: Saya Bersedia Mengundang..
- Elkan Baggott Kembali Tak Bisa Penuhi Panggilan Shin Tae-yong ke TC Timnas Indonesia
Pilihan
-
PublicSensum: Isran-Hadi Unggul Telak atas Rudy-Seno dengan Elektabilitas 58,6 Persen
-
Munawwar Sebut Anggaran Rp 162 Miliar untuk Bimtek Pemborosan: Banyak Prioritas Terabaikan
-
Drama Praperadilan Tom Lembong: Kuasa Hukum Bongkar Dugaan Rekayasa Kesaksian Ahli
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
Terkini
-
12 TPS di Solo Ternyata Rawan Bencana Banjir, KPU Gerak Cepat Lakukan Ini
-
Menkes Lengkapi Dokter Ahli Emirates Indonesia Cardiology Hospital di Solo
-
Hari Terakhir Kampanye, Jokowi dan Ahmad Luthfi Bakar Semangat Warga Boyolali
-
Samsung Galaxy A35 5G RAM Berapa?
-
Ojo Ditiru Lur! Asyik Nongkrong Sambil Pesta Miras di Nusukan, Empat Pemuda Diamankan Tim Sparta