Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Rabu, 30 Agustus 2023 | 15:14 WIB
Ratusan mahasiswa saat menggelar aksi di dalam gedung rektorat UIN Raden Mas Said Surakarta, Rabu (30/8/2023). [Suara.com/Ari Welianto]

SuaraSurakarta.id - Ratusan mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta menggelar unjuk rasa di depan rektorat, Rabu (30/8/2023).

Mereka mereka menggelar aksi terkait polemik penyelenggaraan kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) 2023 oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) yang dianggap tidak pernah berkomunikasi dengan pihak rektorat.

Para peserta aksi meminta rektor untuk keluar dan menemui serta memberikan penjelasan. Mereka juga merangkak ingin masuk ke gedung rektorat untuk menemui langsung rektor. 

Tak berselang lama peserta aksi berhasil masuk ke dalam dan menduduki gedung rektorat. Di dalam mereka berorasi secara bergantian berorasi dan bernyanyi serta berteriak-teriak mencari rektor.

Baca Juga: Pro Kontra Nadiem Hapus Skripsi untuk Syarat Kelulusan, Warganet: Terus Gantinya Apa?

Pada kesempatan tersebut, Ketua Umum Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) UIN RMS Surakarta, Ayuk Latifah memberikan klarifikasi mengenai polemik yang menjadi viral tersebut.

Ayuk mengatakan membantah bahwa Dema tidak melakukan komunikasi dengan pihak rektorat terkait kegiatan PBAK dan Festival Budaya 2023.

"Dema UIN RMS sudah melakukan koordinasi dengan pihak rektorat terkait pembahasan PBAK dan Festival Budaya 2023," terangnya saat ditemui, Rabu (30/8/2023).

Ayuk menjelaskan pertemuan dengan pihak rektorat dilakukan beberapa kali, pertama pada 3 Mei 2023, lalu 9 Mei 2023. 

Pertemuan ketiga, 7 Juni 2023, kemudian pertemuan selanjutnya 19 Juni 2023. Pertemuan kelima itu 23 Juli 2023 dan pertemuan keenam pada 31 Juli 2023.

Baca Juga: Temui Eksil 65' di Eropa, Mahfud MD Jamin Hak Konstitusional: Anda Tak Punya Salah ke Negara

"Hal ini menjawab tuduhan mengenai Dema tidak pernah melakukan koordinasi soal PBAK dan Festival Budaya 2023," katanya.

Ayuk mengatakan Dema dengan tegas sudah menyampaikan bahwa dalam kegiatan serangkaian PBAK dan Festival Budaya lewat surat keterangan nomor: 20/379/P.DM/PAN-PBAK-DEMA-U-8-2023 tentang sponsor yang bermitra dengan pihak Dema. 

"Polemik Dema menggandeng aplikasi pinjaman online (pinjol) sebagai mitra PBAK adalah hal yang benar. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 18 Agustus 2023," ungkap dia.

Ayuk pun dengan tegas membantah soal mahasiswa baru yang dipaksa mendaftarkan diri di aplikasi pinjol adalah tidak salah dan keliru. 

"Kami sebagai panitia tidak pernah menyampaikan hal tersebut. Tapi statement yang diberikan rektor dan jajarannya bahwa mahasiswa baru dipaksa daftar pinjol, itu justru memicu kericuhan dan kegaduhan," jelasnya.

"Isu tentang kewajiban mahasiswa baru mendownload beberapa aplikasi mitra kerjasama panitia adalah kebohongan publik," lanjut dia. 

Selama ini, lanjut dia, secara personal dan lembaga dibungkam sejak 9 Agustus 2023 yang mencopot serta pembekuan Dema. Namun selama dicopot hingga hari ini tidak diam dan terus mencari data membersihkan apa yang harus dibersihkan.

"Maka hari ini saya menyampaikan klarifikasi apa saja Dema yang dilakukan sampai hari ini. Jadi selama 21 hari saya tidak diam saja," tandasnya.

Kontributor : Ari Welianto

Load More