Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Kamis, 22 September 2022 | 20:14 WIB
Warga sedang menyeberang jembatan sasak di Mojolaban, Sukoharjo. [Suara.com/Ari Welianto]

SuaraSurakarta.id - Jembatan sasak di atas Sungai Bengawan Solo yang menghubungkan Kota Solo dan Kabupaten Sukoharjo menjadi jalur alternatif bagi masyarakat.

Jembatan sasak di Desa Gadingan, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo ini menjadi pilihan masyarakat setelah Jembatan Jurug B ditutup.

Belum lagi rencananya Jembatan Mojo akan ditutup mulai, Senin (26/9/2022) nanti.

Ada juga masyarakat yang hanya survei dan mencoba jembatan sasak, apakah berani atau tidak. Ini sebagai persiapan saat Jembatan Mojo ditutup total.

Baca Juga: Heboh Cemari Aliran Sungai Bengawan Solo, Gibran Siapkan Aturan Larangan Penjualan Daging Anjing

"Ini survey dan mau mencoba, ini pulang kerja. Pas lihat tidak berani, takut," ujar Isniani (35) warga Mojolaban, Sukoharjo saat ditemui, Kamis (22/9/2022).

Setelah survey di Jembatan Sasak, ia mengaku takut melalui melihat kondisi jembatan tersebut. Pas mau turun dari Solo menuju jembatan itu curam sekali dan arahnya. 

Apalagi jembatannya goyang-goyang, jadi takut mau menyeberang, karena dibuat seadanya dan swadaya oleh masyarakat. 

"Curam banget dan jalannya nakuti, nanti nyungsep. Baru sekali ini ke sini dan lihat langsung, tidak berani," katanya.

Ia pun memilih memutar lewat Jembatan Jurug meski harus macet-macetan. Biasanya lewat Jembatan Mojo tapi mau ditutup, kalau lewat Jalan Ciu terus Jembatan Bacem terlalu jauh.

Baca Juga: Terima Aduan Limbah Anjing Dibuang di Sungai, Tim Gabungan Pemkot Solo dan Pemprov Jateng Datangi Rumah Jagal

"Enggak berani mending muter saja, kerja saya di Beteng," sambung dia.

Hal senada disampaikan, warga Palur, Novi. Kalau lewat Jembatan Bacem atau Jurug C kelamaan, tapi setelah melihat jembatan Sasak lebih baik lama tapi faktor keamanan terjamin.

"Kalau lewat sana (Jembatan Bacem atau Jurug C) lama, macet juga. Tapi kalau lewat sini, saya jadi mikir mending lama daripada uji nyali soalnya belum terbiasa," ungkapnya.

Sementara itu warga Desa Laban, Mojolaban, Marcus Hariadi menambahkan setiap hari selalu lewat Jembatan Mojo saat berangkat ke di daerah Widuran, Solo.

Ia pun memilih memutar lewat Telukan lalu Jembatan Bacem daripada lewat jembatan sasak tapi beresiko. Belum lagi kalau kondisi airnya tinggi, pasti akan berbahaya.

"Biasanya baru berangkat kerja cuma 10 menit, kalau memutar bisa 30 menit atau lebih. Mungkin harus berangkat lebih awal," ucap dia. 

Seperti diketahui, Jembatan Jurug dari arah Solo ke Karanganyar sudah ditutup total hingga satu tahun kedepan untuk perbaikan.

Sedangkan Jembatan Mojo akan ditutup total mulai 26 September 2022 hingga 30 Nopember 2022. 

Kontributor : Ari Welianto

Load More