SuaraSurakarta.id - Warga Desa Gadingan Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo membuat jembatan sasak dari bambu di atas Sungai Bengawan Solo.
Jembatan dengan panjang 80 meter ini menghubungkan Desa Gadingan, Kabupaten Sukoharjo dengan Kelurahan Sewu, Kota Solo.
Selama ini warga yang menyeberang itu menggunakan perahu. Saat ini untuk sementara menggunakan jembatan sasak.
Jembatan sasak dibuat dari sekitar 100 bambu, 34 drum atau tong. Selanjutnya dirakit kurang lebih dua minggu.
"Ini baru dipasang semalam. Selesai dibuat langsung dipasang," ujar warga RT 03 RW 03, Sugiyo (71) saat ditemui, Rabu (7/9/2022).
Pembuatan sasak ini untuk mempermudah akses warga di dua wilayah ini. Karena banyak warga Gadingan itu yang sekolah, bekerja atau aktivitas di Kota Solo.
Jembatan ini dibuat saat musim kemarau yang kondisi air Sungai Bengawan Solo menyusut dan tidak deras.
"Untuk memudahkan warga dan sengaja dibuat. Setiap tahun pas musim kemarau pasti buat jembatan, nanti pas musim hujan dan airnya tinggi jembatan kita lepas," paparnya.
Pembuatan jembatan ini tidak ada kaitannya dengan penutupan jembatan Mojo dan Jurug. Ide jembatan sasak ini sudah ada sebelum ada wacana penutupan dua jembatan itu.
Baca Juga: Jembatan Gantung Penguhubung Dua Desa di Kabupaten Cianjur Ambruk Terseret Air Sungai
"Tidak ada kaitannya dengan itu. Sebelum rencana penutupan dua jembatan itu, saya sudah buat ini," imbuh Bagong, sapaan akrabnya.
Untuk anggaran pembuatan jembatan ini sekitar Rp 20 juta. Itu untuk beli sasak, bambu, drum, paku, kawat buat mengikat hingga buat tenaga yang membantu.
"Ini pakai uang pribadi. Itu buat beli barang-barang yang dibutuhkan dan tenaga," sambungnya.
Warga yang menyeberang jembatan sasak ini ada tarifnya sebesar Rp 2.000, kadang ada yang memberi lebih. Tarifnya sama dengan perahu penyeberang, jadi dengan pendapatan itu uang untuk pembuatan jembatan ini bisa kembali.
"Bisa sampai, dari pengalaman dulu itu bisa dapat Rp 600 ribu hingga Rp 1 juta. Kalau perahu itu biasanya Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu perhari, sekali menyeberang itu Rp 2.000 dan tidak ada yang keberatan," ungkap dia.
Ini ada petugas yang jaga selama 24 jam dan itu ada warga yang lewat pas lewat. Petugas yang jaga itu mengatur lalu lintas penyeberangan hingga menjaga kondisi jembatan atau ada warga takut dan kenapa-kenapa.
- 1
- 2
Berita Terkait
Tag
Terpopuler
- Cerita Pemain Keturunan Indonesia Tristan Gooijer Tiba di Bali: Saya Gak Ngapa-ngapain
- Review dan Harga Skincare GEUT Milik Dokter Tompi: Sunscreen, Moisturizer, dan Serum
- 5 Motor Matic Bekas Murah: Tampang ala Vespa, Harga Mulai Rp3 Jutaan
- Bareskrim Nyatakan Ijazah S1 UGM Jokowi Asli, Bernomor 1120 dengan NIM 1681/KT
- Harley-Davidson Siapkan Motor yang Lebih Murah dari Nmax
Pilihan
-
Shayne Pattynama Tulis Prediksi Skor Timnas Lawan China di Sandal
-
7 Rekomendasi HP Kamera 108 MP Terbaik 2025: Layar AMOLED, Harga Rp2 Jutaan
-
Manchester United Hancur Lebur: Gagal Total, Kehabisan Uang, Pemain Buangan Bersinar
-
Srikandi di Bali Melesat Menuju Generasi Next Level Dengan IM3 Platinum
-
30 Juta Euro yang Bikin MU Nyesel! Scott McTominay Kini Legenda Napoli
Terkini
-
Buruan Ambil, 3 Link Dana Kaget Hari Ini, Tambahan Cuan Akhir Pekan
-
Tarif AS Mencekik Ekspor: Saatnya Prioritaskan Kekuatan Ekonomi Dalam Negeri
-
Dua Orang Tersangka, Dugaan Korupsi Alkes Dinas Kesehatan Karanganyar Capai Rp 13 Miliar
-
Bukan Kasmudjo, Jokowi Ungkap Sosok Pembimbing Skripsinya di UGM
-
Ijazahnya Asli Versi Bareskrim Polri, Jokowi ke Megawati: Saya Buka di Persidangan