SuaraSurakarta.id - Kabar gembira datang dari masyarakat yang sering menggunakan moda transportasi Kereta Rel Listrik atau KRL Solo-Yogyakarta.
Pasalnya, KRL rute itu segera di perpanjang ke arah timur menyusul proses perpanjangan jalur yang dilakukan oleh Kereta Api Indonesia (KAI) Commuter.
"Ini sudah terpasang LAA (Listrik Aliran Atas) sampai dengan Palur. Kalau tidak melihat secara keseluruhan sepertinya tidak masalah, namun ada masalah satu yakni di jembatan DI Pandjaitan tidak bisa lewat. Sekarang (jembatan) sudah dibongkar dan tiang sudah tersambung," kata Direktur Operasi dan Pemasaran KAI Commuter Wawan Ariyanto, dikutip dari ANTARA, Selasa (1/3/2022).
Dengan demikian ditargetkan perpanjangan rute KRL Solo-Yogyakarta hingga ke Jebres maupun Palur bisa segera tersambung sebelum Lebaran tahun ini.
"Kalau sudah tersambung, maka ini akan menghidupkan perekonomian Soloraya. Infrastruktur juga sudah disiapkan, termasuk tempat perawatan KRL ada di Jebres, Solo. Tahun ini (pembangunan) Insya Allah selesai," ujar dia.
Dengan demikian, lanjut dia, perawatan KRL tidak hanya bisa dilakukan di Yogyakarta tetapi juga dapat dilakukan di Kota Solo.
"Gangguan bisa dieliminasi. Memang (KRL) ini kan produk INKA, ada proses trial and error. Namun 98 persen sudah bisa dibanggakan, Bangsa Indonesia pakai produk sendiri," paparnya.
Selanjutnya, kata dia, dengan dilakukannya pengembangan KRL di Jabodetabek dan di Solo-Yogyakarta akan menyusul pengembangan di daerah lain.
"April nanti di wilayah Bandung dan Surabaya. Mungkin juga ada pengembangan ke Semarang, Madiun. Pada prinsipnya kami sebagai operator siap melayani amanah itu," tegasnya.
Baca Juga: Ini Jadwal KRL Solo-Jogja PP Lengkap dengan Harga dan Cara Beli Tiket
Direktur Utama KAI Commuter Roppiq Lutzfi Azhar mengatakan perpanjangan jalur KRL sampai ke Stasiun Palur mampu mengurangi sekitar 30-40 persen penumpang di Stasiun Besar Solobalapan dan Stasiun Purwosari, mengingat selama ini penumpang KRL Solo-Jogja dari Stasiun Solo Jebres atau Stasiun Palur ke Stasiun Solobalapan dan Stasiun Purwosari cukup banyak.
"Ke depan ada G20. Artinya kemungkinan pengembangan pemerintah akan melihat pengembangan infrastruktur KA bukan lagi ke jenis KA yang berbahan bakar fosil tetapi elektrifikasi. Kereta commuter kemungkinan arah infrastrukturnya ke elektrifikasi. Kalau aglomerasi bisa jadi dikembangkan ke Semarang, Purwokerto, dalam hal ini KAI Commuter jadi solusinya," kata Roppiq.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Sports Station, Mulai Rp100 Ribuan
- Petugas Haji Dibayar Berapa? Ini Kisaran Gaji dan Jadwal Rekrutmen 2026
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Shio Paling Beruntung Besok 25 November 2025, Cuan Mengalir Deras
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
Terkini
-
Babak Baru Konflik Keraton Solo: PB XIV Bentuk Pemerintahan, Dana Hibah Pemkot Masih Dibekukan
-
Tiket Libur Angkutan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 dari Daop 6 Yogyakarta Masih Tersedia
-
Dari Kota Batik ke Batas Negara: Kisah Irjen Djati Wiyoto, Putra Solo yang Nakhodai Polda Kaltara
-
7 Fakta Sengketa Dana Hibah yang Mengguncang Keraton Kasunanan Surakarta
-
Cerita Rasino, Guru Tuna Netra Sejak Lahir di Solo, Punya Metode Mengajar Sendiri