SuaraSurakarta.id - Nyawa Gilang Endi Saputra melayang sia-sia. Mahasiswa D4 Program Studi Kesehatan dan Keselamatan Kerja Sekolah Vokasi UNS Solo ini meninggal saat mengikuti Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) Pra Gladi Patria XXXVI Resimen Mahasiswa atau Menwa UNS Solo.
Polisi pun butuh waktu sekitar dua minggu, untuk mengungkap dugaan kekerasan pada kegiatan Diklatsar Menwa UNS Solo. Hingga akhirnya Kepolisian Surakarta menetapkan dua orang sebagai tersangka menyusul meninggalnya Gilang.
Penyidik Polresta Surakarta mengatakan kedua tersangka tersebut berinisial NFM (22) dan FPJ (22) bertindak sebagai panitia Diklatsar Menwa UNS Solo.
Keduanya diduga melakukan tindakan kekerasan yang berujung pada meninggalnya Gilang Endi Saputra pada akhir bulan lalu. Mereka dijemput paksa kedua tersangka pada Jumat (05/11/2021) ini.
Lalu muncul pertanyaan, mungkinkah menwa dipertahankan di kampus-kampus?
Menyadur dari BBC Indonesia Pengamat pendidikan, Doni Koesoema, menilai unit kegiatan mahasiswa berbau militer itu sudah tidak relevan lagi dengan kondisi saat ini yang mengutamakan inovasi.
Sementara pihak UNS telah membentuk tim evaluasi yang nantinya akan memberikan rekomendasi apakah Menwa akan dibubarkan atau tidak.
Tuntutan untuk membubarkan Resimen Mahasiswa (Menwa) muncul menyusul meninggalnya Gilang saat mengikuti pendidikan dan latihan dasar atau Diklatsar di kawasan Jembatan Jurug, pada Minggu (24/10/2021).
Sejumlah mahasiswa Universitas Sebelas Maret menyalakan 100 lilin di area kampus sebagai bentuk solidaritas untuk Gilang. Mereka mendesak kampus segera membubarkan Korps Mahasiswa Siaga Batalyon 905 Jagal Abilawa (nama resmi Menwa UNS).
Baca Juga: Sepinya Asrama Mahasiswa UNS Solo, di Mana Para Saksi Diklat Menwa Berada?
Kepolisian Jawa Tengah mengungkapkan, penyebab meninggalnya mahasiswa semester tiga itu diduga akibat kekerasan berupa pemukulan di kepala sehingga terjadi penyumbatan di bagian otak.
Pengamat pendidikan, Doni Koesoema, menyebut kekerasan dalam kegiatan Menwa merupakan persoalan "laten" karena berulang kali terjadi.
Karena itulah, menurutnya, Mendikbud-Ristek, Nadiem Makarim, harus bertindak cepat dengan mengeluarkan peraturan yang berisi pembubaran Menwa.
Selain menimbulkan korban jiwa, Menwa juga dianggap sudah tidak relevan lagi dengan iklim akademik yang mengutamakan inovasi.
Juru bicara Kemendikbudristek, Anang Ristanto, mengatakan Ditjen Diktiristek telah berkoordinasi dengan pimpinan UNS untuk mendukung penyelidikan dari kepolisian untuk mengetahui penyebabnya.
"Gunanya Menwa saat ini apa di kampus? Nggak ada. Sudah ada sekuriti atau satpam. Kalau mau ya dibubarkan dan kalau ada mahasiswa mau ikut program komponen cadangan strategis harus dilatih sembilan bulan dan dilatih oleh orang yang profesional, bukan sembarangan," ujar Doni kepada Quin Pasaribu yang melaporkan untuk BBC News Indonesia, Rabu (27/10).
"Menteri Nadiem Makarim harusnya ambil tindakan. Karena dia kan zero tolerance terhadap kekerasan. Maka harus membubarkan Menwa secepatnya," tegasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Tim Sparta Samapta Polresta Solo Amankan Pelaku Pengrusakan Rumah Warga di Pajang
-
10 Wisata Gratis di Solo yang Buka 24 Jam, Seru Buat Liburan Hemat
-
Roy Suryo Akui Bakal Road Show Buku 'Jokowi's White Paper' di 100 Kota di Indonesia
-
Sambangi Solo, Roy Suryo dan Dokter Tifa Kompak: Ijazah Jokowi 99,9 Persen Palsu!
-
Iriana Jokowi Ulang Tahun, Anies Baswedan hingga Erick Thohir Kirim Karangan Bunga