SuaraSurakarta.id - Universitas Sebelas Maret atau UNS Solo memberlakukan sejumlah aturan baru pascra tragedi menwa yang menyebabkan mahasiswa meninggal dunia.
UNS Solo telah melarang organiasasi mahasiswa (ormawa) berkegiatan di luar lingkungan kampus untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. Larangan tersebut bersifat sementara sembari menunggu evaluasi ormawa dan perkembangan pengusutan kematian Gilang Endi Saputra.
Kampus juga menggelar kegiatan Deklarasi Antikekerasan sebagai bentuk komitmen bersama memerangi aksi kekerasan di kampus. Deklarasi diikuti para perwakilan ormawa, dosen, dan tenaga kependidikan di Aula Fakultas Kedokteran UNS Solo, Selasa (2/11/2021).
Menyadur dari Solopos.com, Direktur Reputasi Akademik dan Kemahasiswaan UNS Solo, Sutanto, mengatakan kampus telah menyusun sejumlah langkah untuk menata kegiatan ormawa sebagai tindak lanjut kasus Menwa. Sutanto menyebut salah satu upaya yang dilakukan yakni menghentikan sementara kegiatan ormawa di luar kampus.
Menurutnya, langkah itu diperlukan sembari kampus mengevaluasi kegiatan di internal ormawa. “Kegiatan di luar kampus seperti diklat dan sejenisnya kami hentikan dulu,” ujar Sutanto.
Ia menyebut unit kegiatan mahasiswa (UKM) seperti mahasiswa pencinta alam (mapala) sejatinya bakal menggelar diklat dalam waktu dekat. Namun Sutanto sudah meminta pengurus mapala menunda dulu aktivitas itu sembari mengecek ulang prosedur kegiatan.
Reaksi Organisasi Pencinta Alam
“Diklat mapala kan kebanyakan di luar kampus. Kami minta lihat lagi prosedurnya, hanya untuk memastikan tak ada unsur kekerasan,” ujar Sutanto.
Organisasi pencinta alam UNS Solo Garba Wira Bhuana mengakui kasus diklat Menwa berdampak langsung pada kegiatan mapala di tingkat universitas maupun fakultas. Ketua Garba Wira Bhuana, Adi Dwi, mengatakan akhir tahun ini sejatinya menjadi musim diksar (pendidikan dan pelatihan dasar) bagi para calon anggota baru mapala.
Baca Juga: Kasus Dugaan Kekerasan Menwa UNS Solo, Polisi: Perlu Pendalaman
Ada sembilan UKM mapala di UNS. “Berdampak sekali. Dengan adanya kasus Menwa, kami perlu menjadwalkan ulang rekrutmen anggota. Masalahnya kami belum tahu mau dijadwal ulang kapan,” ujar Adi.
Adi mengatakan kasus Menwa UNS Solo juga berdampak ke psikologis calon anggota mapala. Sejumlah calon anggota terbawa stigma bahwa mapala juga punya gemblengan fisik yang berat. Padahal, jelas Adi, mapala tidak pernah melakukan kontak fisik apalagi kekerasan dalam setiap kegiatannya.
Adi menyebut kegiatan fisik yang dilakukan mapala hanya sebatas membentuk ketahanan anggota di alam terbuka. “Seperti survival, long march. Tidak ada kontak fisik apalagi kekerasan. Evakuasi dan penanganan medis pun kami pikirkan, termasuk analisis risiko saat kegiatan. Kami berharap kampus proporsional,” ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Penjelasan Resmi Rosalia Indah Terkait Video Viral Pengemudi: Sanksi Tegas Telah Ditetapkan
-
Gagal Ganti Nama di KTP, Upaya Raja Keraton Solo PB XIV Terganjal Potensi Sengketa
-
10 Wisata Tawangmangu Karanganyar yang Cocok untuk Libur Sekolah Akhir Tahun 2025
-
Dualisme Keraton Solo: Fadli Zon Undang Raja Kembar, Hangabehi Datang, Purboyo Pilih Urus Kuliah
-
Akhir Tahun di Solo: Berburu 5 Kuliner Malam Legendaris yang Tak Terlupakan